Selasa, 14 September 2010

Nothingness

Guys, mau bagi-bagi aja nih.
..
Kawan, sadarkah kita kalau sains dan pengetahuan yang kita pelajari adalah sebatas mengejar serta membuktikan kesalahan? Pendekatan ilmiah yang digunakan oleh ilmuwan dalam dunia akademik ternyata memang akan selalu mengenai pembuktian kesalahan. Cobalah kita ingat bahwa beberapa teori atom yang mengalami pergantian. Pertama teori atom Dalton yang menyatakan bahwa atom itu bulatan pepat yang tidak bisa dibagi lagi hingga teori atom Bohr yang menyatakan bahwa ada inti partikel beserta rotasi dalam suatu atom. Teori atom Dalton digantikan oleh teori atom selanjutnya karena ketidakcocokan dengan zaman yang ditemukan seiring waktu. Namun, hingga saat ini masih belum ada yang tahu bentuk nyata dari atom tersebut.
..
Lalu mengapa, kawan?
..
Hal ini hanya membuktikan bahwa sains dan ilmu pengetahuan yang kita pelajari hanyalah tetesan kecil dari 'Ilmu-Nya. Sang Maha Mengetahui.
Pendekatan ilmiah yang paling mutakhir sekalipun sebenarnya hanyalah mengenai pembuktian kesalahan. Kita bisa menganggap sesuatu itu sebagai "benar" karena kita berhasil menyeleksi kesalahan dan kekeliruan, tetapi kebenaran itu sendiri hanya dapat didekati. Belum tercapai dan terbukti secara mutlak. Inilah mengapa kita selalu menyebut kebenaran hanya datang dari Sang Maha Kuasa.
...
Itulah contoh kefanaan dunia, kawan
Suatu hal yang mungkin akan menjadi penyesalan ketika kita menjadikan dunia, serta hal-hal duniawi, sebagai orientasi kita. Suatu yang akan lenyap. Engga bisa munafik bahwa kita harus memetik keuntungan duniawi dari segala sesuatu yang kita lakukan. Itu tidak dilarang, dan justru diwajibkan. Tetapi orientasi utama kebahagiaan mungkin bernilai lebih dari itu. Titik spiritualitas yang tidak ternilai dengan harga. Membuat kebahagiaan walau tanpa orientasi materi sekalipun. Titik tak ternilai.
Ya, mungkin itu yang disebut dengan melakukan sesuatu dengan ikhlas. Sebagai Ibadah. Sebagai kebutuhan jiwa. Sebagai rasa syukur kepada-Nya.
..
Hidup yang konseptual pun harus menjadi realital. Setumpuk prinsip hidup tak teramalkan hanyalah omongan kosong belaka. Dan tak harus bercuap besar sebagai penanda untuk orang lain bahwa kita sedang menjalankan prinsip hidup kita yang ideal. Menghindari cap sebagai orang buruk. Prinsip yang kita pegang akan teruji. Menjadikan kita lebih dewasa.
Seperti pedang yang akan semakin tajam ketika diasah dan tentunya pedang terasah akan semakin mudah merobek bambu. Batu sekalipun.
Tiada hak bagi kita untuk mencemooh seseorang karena prinsip hidupnya. Karena itu merupakan refleksi dari orientasi yang menjalankan hidup. Kemuliaan seseorang itu relatif.
..
Hidup untuk diri sendiri. Menjalankan prinsip dalam meraih kebahagiaan hakiki. Dan sebagai khalifah serta makhluk sosial, kontribusi adalah hal yang wajib diberikan. Sekecil apapun.
Hidup tanpa kontribusi nyata hanyalah tindakan memperkaya diri yang mungkin. kurang bernilai.
Hidup adalah pinjaman. Alangkah congkaknya kita berlaku sewenang terhadap apa yang kita pinjam. Karena suatu hari nanti, segala pinjaman yang kita nikmati dalam tawa dan canda akan kembali pada Sang Pemilik. Dan beruntunglah bagi mereka yang mengambil hikmah dari pinjaman-pinjaman mulia tersebut.
.
Sebelum terlambat
.
Akhirnya, hidup ini memaksa kita untuk memiliki pandangan dogmatis. Sebuah kepercayaan tak terbantahkan akan kebenaran yang tak ternilai. Dengan orientasi yang tidak sementara. Yang nantinya akan teruji dalam ujian realita mengenai implikasi ilmu yang diberikan. Manusia tidak bisa congkak atas hidup yang ia miliki. Ia harus bersiap dan berbagi cerita di sana.
Berkontribusi untuk membuktikan bahwa hidupnya bukanlah sampah.
..
Kita hanya perlu melakukan apa yang kita sukai. Jika tidak ada pilihan maka sukai yang kita suka. Karena dengan adanya rasa suka terhadap apa yang kita sukai dengan apa yang kita kerjakan. Maksimalkan saja apa yang ada dihadapan kita?!
..
KITA, PARA GENERASI PEMUDA
kita buktikan bahwa kita hanyalah benalu penyesak Planet Bumi. Kita buktikan bahwa kita berkarya. Dan karya kita bagus.
..
inspirasi dari R.K, R.B.Y dan dia yang bercita-cita untuk menggantikan Rosiana Silalahi.

Senin, 13 September 2010

nothing

Mau posting
ntar yaaa
taglinenya aja dulu
..

what's worth our life ?

.
what are we living for ?

.
everything has an end

,
what do you believe ?

.
..
check it later
stay tuned.
Dihadapkan dengan pilihan itu tidak selalu mudah.

Jumat, 06 Agustus 2010

Menjadi "Manusia"

There’s impressive knowledge that I’ve got today. Konsep penciptaan manusia. *sounds hard

Hidup ini adalah sebuah berkah, ya.. sebuah amanah. Dimana kita mempunyai maksud dengan diciptakan. Tujuan dasar manusia diciptakan telah dijelaskan bahwa manusia adalah khalifah. Khalifah disini berarti perwakilan, sesuatu yang diturunkan sebagai wakil. Maka tugas manusia sebagai khalifah di bumi adalah untuk menciptakan kesejahteraan di muka bumi. Dan, mengapa manusia?
Karena manusia memiliki akal. Oke, secara garis besar , ada dua sudut pandang yang diambil dalam melihat manusia pada umumnya. Yaitu secara mendalam atau inner dan secara kasat mata atau outer. Well, cara pandang manusia secara mendalam biasanya diwakili oleh ilmu yang dimilikinya. Kedudukan manusia akan semakin tinggi dan dihormati dengan ilmu yang dimilikinya. Tidak hanya ilmu yang dilegalisasi dengan gelar. Tetapi pengetahuan dan pengalaman yang telah terpaket menjadi kepribadian seseorang. Maka, semakin tinggi ia memiliki ilmu dan kepribadian, semakin tinggi kedudukannya.

Garis yang lain adalh secara kasat mata. Tidak bisa dipungkiri bahwa manusia dibungkus oleh kulit dan daging luar yang kadang memburamkan pengetahuan dan kepribadian yang mereka miliki. Dengan sedikit olahan, kulit dan daging luar itu akan menjadi suatu identitas. Yang terkadang, semakin sempurna bungkus manusia itu, semakin tinggi kedudukannya.

So, what kind of point-viewer are you? Inner or outer?
Secara gamblang, hal dua sudut pandang ini telah dicontohkan oleh dua makhluk ciptaanNya pada proses penciptaan manusia sendiri. Ya… sudut pandang pertama merupakan sudut pandang malaikat terhadap manusia. Dan sudut pandang kedua adalah sudut pandang iblis terhadap manusia. Dalam hal ini, Adam as merupakan representatif manusia.

Malaikat memandang Adam dari segi Nafs yang ia miliki. Allah telah memberikan pengetahuan dan akal yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya di Bumi. Ketika Adam as dapat menyebutkan nama-nama benda (yang ditafsirkan sebagai simbol. Suatu kehidupan) maka dengan ikhlas para Malaikat bersujud pada Adam as. Ini bukan merupakan suatu tindak penyembahan, tetapi suatu bentuk penghormatan. Ya.. Malaikat memandang manusia dengan hormat karena Nafs atau sesuatu yang berada dalam diri manusia. Sesuatu yang tidak nampak. Dan itu disebut akal atau Ilmu.
Sedangkan Iblis memandang Adam segi Basyar yang ia miliki. Allah menciptakan Adam as dari segumpal tanah hitam. Dan dengan angkuhnya Iblis mengatakan bahwa segumpal tanah hitam tidak pernah lebih terhormat dari api, asal Iblis diciptakan. Tanah hitam itu hanyalah daging lunak yang akan terkoyak dengan sedikit sayatan saja. Ya.. Iblis memandang manusia dengan hina karena Basyar atau sesuatu yang membungkus manusia. Sesuatu yang nampak. Jasad manusia.

Overall. Kita hanya bisa memetik hikmah, karena sebenarnya manusia sendiri banyak yang memilih kedua sudut pandang tersebut.
Bersemangatlah, karena manusia telah diamanahkan sebagai khalifah yang memiliki Nafs. Sehingga para malaikat pun menaruh hormat pada manusia. Manusia memiliki akal, sebuah ruang penyimpanan serba guna yang sangat luas dan dalam untuk Ilmu. Kita pernah disujudi oleh Malaikat.

Tetapi jangan bersombong, karena kita pernah dicaci oleh Iblis. Kulit luar yang membungkus jiwa ini tidak lebih dari gumpalan tanah yang hitam. Dengan sedikit sayatan dari cakar kucing sekalipun, kulit bungkus ini bisa rusak dan berdarah. Maka, tidak pantaslah kita berjalan dengan angkuhnya di muka bumi ini dengan basyar atau bungkus yang sangat lemah dan hina. Kita pernah dihina Iblis.
Jadi, ilmu merupakan kunci kehormatan hakiki bagi manusia. Dan sebagai khalifah, bukan dzikir dan menyebut namaNya saja yang menjadi tugas kita. Bayangkan, Allah telah mendapatkan pengagungan namaNya lebih banyak dan lebih baik dari para malaikat. Sebagai khalifah, kita juga harus menyeimbangkan kesejahteraan di Bumi.

Dengan tangan kita sebagai manusia. Dengan basyar yang lemah ini, kita memiliki Nafs yang kuat. Kita bukan malaikat atau setan. Kita manusia. Dan kita harus menjadi Manusia.

Inspired by Khutbah Jum’at at Mesjid UI.

Senin, 21 Juni 2010

Catatan 19 Juni

Sebuah dedikasi sederhana untuk seorang teman yang seharusnya duduk di barisan depan paling kiri pada perpisahan. Seorang teman yang seharusnya maju pertama kali.

sekitar 3 tahun yang lalu
Dua anak berseragam putih biru, masih dengan celana pendek biru, mengobrol di koridor lantai 2 Hall A SMAN CMBBS. Ya, menghadap sebuah beranda besar dengan lukisan langit biru menghampar. Mereka mengobrol. Seusai percakapan itu, seorang yang putih dan berambut agak panjang dengan mata sipitnya menggoreskan pensil yang ia bawa di tembok beranda itu.
Goresan itu membentuk huruf yang dapat dibaca ”Fei-Tzunk”
Lalu seorang lagi, anak yang berambut agak klimis dan berkacamata, tidak mau kalah. Ia mengambil pensil temannya dengan gurau dan menggoreskan huruf yang dibaca ”Khonx-Khonx”
Mereka tertawa, tidak sadar vandalisme kecil mereka telah menjadi saksi atas kenangan yang akan mereka buat di sekolah itu. Mereka bertekad mengukir mimpi di sana. Di Cahaya Madani.

sekitar 2 Tahun lalu
Anak putih yang berambut agak panjang itu duduk di balkon jendela kamarnya. Sendirian ia menatap gelapnya malam dengan Gunung Karang yang menghadapnya. Ia termenung sepi dan sendiri. Si anak berambut klimis dan berkacamata itu menghampirinya. Tetapi ia bimbang. Ia dan teman lainnya harus pergi. Menghadapi suatu ujian untuk impian yang akhirnya tidak terwujud. Ia meninggalkan temannya. Sendirian. Dan itu sesal terdalam yang akan ia rasakan.

19 Juni 2010
Angkatan III SMAN CMBBS akan diwisuda pada pagi ini. Panggung beserta dekorasi telah disiapkan. Acara pun telah disusun. Dan dini hari itu kita melakukan gladi. Dan ada sesuatu yang kurang.

Kehadiran seorang teman lagi. Teman yang tidak akan pernah bisa hadir.

Yang seharusnya maju ke depan untuk pertama kali. Dikalungkan medali. Dan menerima bunga untuk diberikan pada kedua orangtuanya. Kemudian kembali duduk di barisan paling depan, di kiri. Tapi hari itu dia tidak ada. Karena tepat dua tahun yang lalu dia telah berpisah dengan teman-temannya. Perpisahan ruang dan waktu.

Sesal mengendap di hati anak berkacamata itu. Anak lelaki yang meninggalkan temannya karena mengejar impian yang akhirnya tidak terwujud. Anak lelaki berkacamata yang dengan keegoisannya telah meninggalkan temannya dalam kesendirian. Bayangan anak putih itu selalu melintasi pikiran anak berkacamata itu. Background perpisahan yang menuliskan tanggal 19 Juni, mengandung arti tersendiri.Anak yang telah dipercaya untuk membacakan Janji Alumni tahun ini, padahal dia sendiri adalah teman yang gagal.

Inilah hari dimana tepat dua tahun lalu dia pergi.
Dia seharusnya ada disini. Menjalani suka dan duka ketika menghadapi SDC, OSIS, dan persiapan UN. Dengan tawa dan candanya dia pasti bisa mengisi hari-hari kami dengan lebih ceria. Gagasan-gagasan kreatif yang ia hasilkan meski dengan gurauan khasnya. Hingga di hari ini. Di hari kami dikalungkan medali, dan dilepas untuk meniti jalan masing-masing. Hari ini kami menangis, mengenang masa indah dan buruk kami bersama, memohon maaf. Dan seharusnya dia disini. Tapi kenyataannya, dia tidak ada.

Kawan,
Bukan Nisan dan gundukan tanah itu yang mengingatkan kami padamu, tetapi tawa, canda, dan sifatmu yang akan terukir bersama sebagai bagian dari kami. Bukan hadiah atau persembahan yang kami dapat berikan, tetapi hanya doa yang bisa kami panjatkan untukmu. Kisahmu menjadi bagian dari sebuah memoar dengan judul Der Crux Generation.

Rabu, 02 Juni 2010

Semangat

Yang masih tetap terngiang justru rayuan dan “falsafahnya”, kala mengajak seseorang mendaki gunung. “Ngapain lama-lama tinggal di Jakarta. Mendingan naik gunung.
Di gunung kita akan menguji diri dengan hidup sulit, jauh dari fasilitas enak-enak.
Biasanya akan ketahuan, seseorang itu egois atau tidak.
Juga dengan olahraga mendaki gunung, kita akan dekat dengan rakyat di pedalaman.
Jadi selain fisik sehat, pertumbuhan jiwa juga sehat.
Makanya yuk kita naik gunung.
Ayo ke Semeru, sekali-kali menjadi orang tertinggi di P. Jawa.
Masa cuma Soeharto saja orang tertinggi di P. Jawa ini,” kira-kira begitu katanya, sambil menyinggung nama mantan Presiden Soeharto, nun sekitar 30 tahun lalu.


Soe Hok Gie. Catatan Seorang Demonstran

Sabtu, 22 Mei 2010

i'm just writing the words flowing in my head

everything is totally different
i can't write a swinging word to describe my mind inside
but now there's a feeling flowing in my desire
to stay and always be with you
there's a disturbance on my beat when you're next to me
rushing my concentration
but it seems that it is shining my darkest side
i write these words
just write
cause it's flowing in my mind
when i opened the buried page of our memories
i can find that you'd given me your sign
the sign which made me comfort
made me entertained and felt no sadness
but i couldn't catch it as a sign
more than we've related now
..
now
it comes to me
i even lost my power to stand
to speak the words
to think well
i think it's coming
a feeling that you felt so that you gave me a sign
but i'm lost with it
we're totally different now
you've got what you wanted
you have all you need
you can do what you've to do
you've given the best
while i'm still trying to catch my dream
i'm being busy by myself
too much concept built in my place where my heart should be
so, my attendance will be a mistake
in your perfect life
..
i'm not gonna ask you to remember those signs
and that feeling
i'm not gonna ask you to rewind back the time when you had it
when you felt it
cause it's late for me to ask you
even you'll be shining as a moon in the bright night sky
perhaps i would shine as a little star on the corner of that sky
although only the dawn will collide us
..
i'm sorry for my late in understanding those signs
i'd be glad to enjoy my buried page of our memories
this sorrow for being coward to utter my feeling
my hidden feeling
i'll try to carve my smile when you're happy
even we're far
and for the last time
i just ask you not to write me off from your memory
..
i need to be honest
it comes to me
when it leaves you
i have it
when you don't
i just need it
when you needn't
well actually i don't know whether you have that feeling or not
cause in reality you're near me
we talk
we're collided
..
for you
whose name means an affection
.
....
i've told you i'm just writing my flowing words in my mind

Kamis, 20 Mei 2010

a pain that we could share together

Guys
kita memang harus melangkah
kadang kita ragu mengambil langkah
atau kita terlalu jauh dalam mengambil langkah
bahkan terlalu cepat
tetapi bukannya mundur juga suatu langkah
hanya dengan arah yang berbeda
.
.
.
Entahlah, kayanya emang definisi mundur selalu diidentikan dengan langkah yang berdelta negatif dan bernilai sama dengan mengalah. Dan bagi beberapa orang, mengalah berarti menunda dan menunda berarti kalah.
Tapi definisi itu seenggaknya bisa diatur ulang. Berpikir sejenak untuk mengambil langkah yang tepat. Mungkin mundur sebentar, untuk mengumpulkan energi dan akhirnya dapat melangkah dengan jauh dan cepat.
Tetapi berpikir terlalu lama juga hanya akan memupuskan angan untuk melangkah. Karena kereta pun tidak akan berhenti untuk menyampaikan pada penumpangnya bahwa kereta itu akan berangkat.
Mengapa kita tidak tahu?
Karena kita tidak diberi tahu?
Salah kawan
.
Kawan,,
sudah berapa lama kita menuankan diri kita sendiri di antara sekitar kita?
Selalu meninggikan ego diri dan menganggap bahwa saya harus diberi tahu, maka saya akan berpartisipasi. Apa salahnya ikut mencermati dan mengevaluasi langsung hingga adanya perbaikan. Bukan mengkritisi dan menghujat hanya karena perasaan pribadi yang tidak diikutsertakan secara formal.
.
Kawan,,
Seberapa sering kita melabeli negatif pada maksud orang lain yang kita belum ketahui tujuannya?
Hanya karena tidak sepaham atau seide, lalu kita mencari kesalahan walau hanya sebesar lubang jarum. Berusaha menarik lubang kesalahan itu agar robek dan menjadi aib besar. Hingga akhirnya kita dapat tertawa puas bahwa kitalah yang benar. Tetapi tanpa sadar bahwa kita telah menggerus maksud baik seseorang.
.
Kawan,,
Seberapa dalam luka kita karena tindakan orang lain?
Pernahkah kita cermati bahwa kita sendiri yang menggarami luka tersebut. Goresan itu adalah wajar dalam pertandingan. Jadi kesalahan yang dibuat orang lain dalam kehidupan itu wajar. Kesalahan itu mungkin menimbulkan luka. Tetapi memaafkan dan melupakan kesalahan itu akan menjadi betadine dan plester tersendiri bagi luka itu. Bukan menggaraminya dengan dendam dan keterpurukan diri.
.
Seberapa jauh kita pernah tertawa dan bahagia bersama teman?
Apakah hanya tawa dan canda yang kita bagi selama pertemanan atau persahabatan itu terjalin? Sedangkan luka dan perih teman kita hanya membeku dalam sepinya sendiri?
Pepatah Arab yang artinya Sebaik-baiknya teman adalah orang yang membuatmu menangis, bukan orang yang membuatmu tertawa.
..
It's easy to share a happiness
but we can hardly share a pain
..
Dunia begitu gelap, dingin, kelam dan jahat karena kita menggambarkan tokoh dunia seperti itu. Kita adalah aktor dalam kehidupan kita. Dan kita dapat memilih. Menjadi pemeran utama. Atau hanya figuran. Atau mungkin stuntman..
Orang yang memulai kesuksesan itu hebat. Dan orang yang disebut gagal itu juga hebat. Karena kegagalan adalah guru sejati kesuksesan. Dan mereka yang berpikir, akan menemukan bahwa kegagalan itu akan menjadikan kesuksesan lebih bermakna.
.
Tetapi entahlah
Konsep hanyalah konsep. Akan sangat sulit untuk melakukan apa yang kita cerca, kritisi dan hujat.
..
enggak jelas? emang
..
..
sebuah tulisan akibat penggangguran di masa akhir putih abu-abu yang diisi oleh kepanitiaan MESSAGE '10 yang GATOT (nggak hanya gagal total tetapi GAGAH TOTAL cause we've shown the best ), inspirasi dari novel 5cm, dan perasaan aneh yang mengganggu.
-Pengen naek gunung

Sabtu, 01 Mei 2010

Masih Belum Maksimal

Alhamdulillahirabbilalamin
..
Saya berhasil lulus UN
bgtu juga para awak Der Crux Generation
..
But, there's another story behind
...
...
Awalnya pengumuman UN mau dilaksanain tanggal 26 Mei, hari senin. Hari itu jadi hari yang thrilling banget buat semua civitas akademika. Termasuk saya. Penantian panjang yang kami dapatkan (formal? iya deh). Hingga akhirnya penantian itu disiram dengan sebuah pengumuman bahwa hasil UN akan diumumkan keesokan harinya. Pengumuman itu benar-benar menimbulkan kegelisahan baru
.
Well, sehabis dzuhur dan makan siang.Saya mengacu langkah menuju kamar. Mengusahakan diri untuk tidur dengan perasaan yang masih sangat tidak tenang. Akhirnya diri yang rebah ini tidur.
Tidur dengan perasaan yang gelisah, membuat saya bangun agak jauh sebelum Ashar.
Gak tau kenapa, saya punya keinginan untuk adzan. Saya pergi ke masjid. Dengan suara seadanya, saya kumandangkan adzan. Dilanjutkan dengan shalat sunnah dan syair Abu Nawas yang dalam artinya itu. Sebuah permohonan doa dari lubuk terdalam seorang insan dengan perasaan akan lumuran dosa yang dalam. Syair penuh arti yang dilantunkan di bumi madani.
..
Ketika shalat Ashar selesai, saya menyadari ada seorang Bapak dengan seragam PNS yang shalat di sebelah saya. Saya berpikir bahwa Bapak itu mungkin pegawai Balai yang mungkin sedang ada rapat hingga harus shalat Ashar di masjid ini. Tetapi, perasaan terkejut menyeruak ketika saya menyalami dan memegang tangannya. Saya melihat wajahnya. Sesosok wajah yang tidak asing lagi. Selalu saya kenal. Dia seseorang yang menjadi suami ibu saya. Saya benar-benar gak nyangka Bapak datang ke sekolah.
Kami berjalan ke luar masjid.
Saya : "Pak. Tumben ke sekolah?"
Bapak : "Mau liat hasil Ujian Ican."
Saya terkejut karena saya tidak menelepon rumah sebelumnya. Kedatangan Bapak di tengah kegalauan saya akan hasil ujian. Saya tidak menemukan tempat untuk berbagi kegelisahan ini karena saya tahu bahwa kegelisahan ini bukan hanya saya yang merasakan. Dan saat itulah Bapak sebagai seorang Bapak, datang.
Saya :" Ada pengumuman, katanya besok Pak."
Bapak :"Oh. Yaudah Bapak pulang aja."
Saya :"Eh.. Ntar lah pak. Ke Bu Toto aja dulu."
Saya merasa ingin mengobrol mengapa Bapak datang ke sekolah untuk melihat hasil UN saya.
Di Warung Bu Toto.
Saya : "Bapak langsung datang dari Kantor?"
Bapak :"Iya. Mama nanyain. Orang rumah juga pada pengen tau."
Bu Toto : "Ia tuh A. Tadi si Bapak dateng, terus denger suara adzan. Ibu bilang aja itu adzan si Aa ke Bapak."
Bapak :"Yah. Bapak juga sekalian shalat ashar. Terus hasilnya besok?"
Saya : "Mungkin besok."
Bapak :"Ya udah. Tadi si mamah nanyain terus. Telepon dulu aja."
Setelah bunyi dengung lalu terdengar suara wanita agar serak di ujung sana.
Mama : "Gimana hasilnya, Can?"
Saya : "Belum Ma. Insya Allah besok."
Percakapan itu berlanjut dengan suara serak yang hampir mendekati tangis dari Mama saya. Mama saya sedang tidak sehat kondisinya selama beberapa hari ini. Percakapan itu diiringi dengan doa dan restu Ibu untuk anaknya.
Setelah beberapa menit di warung Bu Toto. Bapak pun pulang. Langit berkanvas kelabu dengan gumpalan awan yang meneteskan titik kecil. Sore itu setengah gerimis. Sesuai menyalami Bapak, Saya hanya bisa melihat Bapak dengan motornya menembus tetesan kecil dan menjauh. Masih dengan seragam dan perasaannya yang belum terpenuhi jawaban akan hasil Ujian anaknya.
..
That's unpredictable
Saya tidak mengira bahwa orang tua saya dan keluarga saya sebegitu ingin tahu akan hasil Ujian saya. Bapak sangat menaruh harap agar anak tertuanya itu tidak putus harapannya. Pada saat perasaan itu dilimbung kegelisahan, Bapak datang di luar dugaan. Saya bertekad dan berharap agar saya tidak mengecewakan orang yang telah menaruh kepercayaan oada saya.
..
Dan kegelisahan itu terjawab esok harinya.
Alhamdulillah
saya lulus
teman CG lulus semua.
tetapi hasil itu jauh dari harapan saya. Mungkin saya masih belum tahu akan harapan sebenarnya dari orang tua saya tentang hasil nilai dari UN saya. Hasil saya memang tidak terlalu buruk. Tetapi itu hanya tidak memenuhi harapan.
Saya bersyukur
Tetapi saya sedih.
...
Karena orang tua saya telah melakukan banyak hal sehingga mereka pantas disebut orang tua yang baik. Bapak saya dengan segala pengorbanannya hingga ialah yang memang pantas saya sebut sebagai Bapak. Mama saya dengan segala doanya hingga ialah yang memang pantas saya sebut sebagai Mama.
tetapi
Saya dengan segala usaha yang telah saya lakukan, sepertinya masih belum maksimal untuk seorang anak yang ingin membanggakan orang tuanya. Saya bukan mengeluhkan hasil yang saya dapat. Tetapi Usaha yang belum maksimal. Usaha yang membuat saya pantas menjadi anak yang memenuhi harapan Orang tuanya.
...
Jika UN memang belum menjadikan usaha saya sebagai anak yang dapat membanggakan orang tuanya. Maka ada janji tersendiri yang saya buat agar dapat membuat orang tua saya bangga.
Semoga itu menjadi kenyataan.
Allahumaj'alna fii jami'i imtihanaatina minan naajihiin.
Allahumaj'alna fii jami'i imtihanaatina minal mumtaziin.
Amin

Senin, 26 April 2010

Salt into An Open Wound

Dear brothers and sisters
..
..
..
Well, bingung juga harus mulai dari mana. It's probably useless. But, i hope it'll be memoriable.
.
.
Friendship
kita sering denger kata itu, mengharapkan itu, dan mencoba menemukan itu. Tapi yang sebenarnya dalam persahabatan itu sendiri adalah seberapa besar apa yang telah kita beri dan apa yang telah kita berikan. Dan tidaklah adil jika kita sendiri yang menentukan bahwa apa yang telah kita korbankan dan kita berikan itu amatlah besar. Seringkali kita salah.
Dan juga, akan sulit untuk membuat semua orang menyukai kita. Tetapi, masih ada kemungkinan untuk kita agar kita bisa menyukai semua orang. Dalam pertemanan juga berarti mengecilkan egoisme masing-masing. Kadangkala, kita harus menerima sesuatu yang pahit agar sebuah persahabatan kecil tetap terjaga.
Bahan Bakar dari persahabatan sendiri adalah kebersamaan. Dan itu akan terwujud dengan pengorbanan. Kita juga tidak bisa terus membandingkan dengan apa yang telah kita terima dengan apa yang telah kita beri. Mengeluhkan bahwa tiada kepedulian yang datang untuk kita. Mengeluhkan bahwa kita adalah minoritas.
Paradigma yang selalu menerima dan menerima itu haruslah diperbaiki. Apa yang telah kita beri, meskipun kita pikir cukup, terkadang tidaklah sesuai dengan harapan mereka yang kita beri.
Dalam persahabatan, menjadikan sahabat dalam kondisi sebaik mungkin adalah kewajiban. Meskipun dengan harus menjauh sementara, atau dengan cara lain yang terkadang agak kita bisa terima. Dan Persahabatan yang baik terbuat dari keberagaman, bukan keseragaman.
Saling menerima. Saling memaafkan. Sebelum terpisahkan.
...
...
...
probably it's not deserved to write a kind of this text. It's not deserved for a person who's been failing to be a good friend.
A failed friend.
Who's losing...

.
it sucks
.
mana bisa orang gagal memberi sesuatu yang telah gagal ia dapat.

Minggu, 18 April 2010

The Lost Symbol : 3rd Journey of Robert Langdon


The Lost Symbol
3rd Journey of Robert Langdon, the symbolog.

.
.
Jum'at seabis ujian asrama bahasa Arab, ane meneguhkan niat untuk baca buku yang emang udah lama pengen ane baca ini. Dua buku Dan Brown tentang Langdon sebelumnya, Angels and Demons ama The Da Vinci Code bener-bener novel thriller yang bisa luar biasa. Dan sekarang, 3rd Journeynya Mr. Langdon udah keluar. Alip, lebih tepatnya Bapaknya Alip, beli ni buku. Alip udah baca, n ane berniat minjem dan baca.
..
..
Dan Brown agaknya sedikit melakukan reparasi di novel Langdon yang ketiga ini. Tetapi tetap saja plot sang penulis yang tinggal di New England ini masih sama. Langdon harus dihadapkan dengan organisasi rahasia, dikejar agen pemerintah, dan berhadapan dengan seorang psikopat yang fanatik. Hampir Mati dan akhirnya memecahkan misteri yang ternyata ada dihadapannya.
Tidak seperti dua buku yang sebelumnya (lho? formalan dikitlah. Bukunya bagus,) Kisah Langdon dalam memecahkan misteri kali ini tidak dibuka dengan kematian seorang kakek tua yang menjadi pemegang utama rahasia seperti dalam dua buku sebelumnya, Leonardo Vettra di Angels and Demons ama Jacques Sanierre di The Da Vinci Code. Tapi, sosok seperti itu masih ada di Buku yang ketiga ini. Sosok arif yang memegang rahasia utama. Tetapi kali ini ia tidak mati, lebih tepatnya belum mati. Sang pemegang rahasia adalah Master Terhomat Freemason bernama Peter Solomon.
Tidak seperti dua buku terdahulunya juga, petualangan Langdon tidak dimulai dari awal bersama seorang wanita yang merupakan cucu dari si pemegang rahasia yang tewas. Tidak ada sosok sepeti Vittoria Vettra ataupun Sophie Neveu. Tetapi ada Katherine Solomon yang merupakan adik Peter Solomon yang akhirnya ikut ke dalam cerita pada bab belasan.
Buku ini juga tidak terlepas dari sosok psikopat yang fanatik, sumber teror Langdon. Jika di Angels and Demons ada sang Hassasin (di filmnya, tidak digambarkan secara jelas dia beraksi), dan ada Silas si biarawan di The Da Vinci Code, maka ada sesosok pria yang menyebut dirinya Mal'akh di buku ini. Bedanya, sosok ini lebih indpenden dan membuat teror untuk memenuhi ambisi psikopatnya sendiri-tidak seperti dua tokoh antagonis sebelumnya yang hanya menjadi anak buah-.
Tentunya organisasi rahasia-Dan Brown menyebutnya organisasi yang menyimpan rahasia-pada Buku ini merupakan organisasi yang lebih luas dan terkenal. Jika ada Illuminati dan Priory of Sion yang keberadaannya masih dipertanyakan, maka Dan Brown membawa sesuatu yang lebih terkenal dan lebih dicap sesat yaitu Mason.
Eropa bukan lagi daerah yang fakta sejarahnya ditelanjangi Dan Brown. Sekarang, Langdon mengungkap rahasia-rahasia di negeri Harvard sendiri, lebih tepatnya di Ibu Kota Negeri Paman Sam, WASHINGTON D.C.
..
Dan Lagi, masalah yang diangkat Dan Brown yaitu mengenai keimanan, eksistensi Tuhan-atau Dia Yang Maha -, serta ambisi manusia untuk menjadi sempurna. Meski plotnya mengejutkan-seperti identitas Mal'akh yang sebenarnya-buku setebal 700 halaman lebih untuk edisi indonesia ini lebih menjabarkan bagaimana Dan Brown melalui Robert Langdon memandang agama-semua agama-sebagai satu identitas yang berevolusi di masyarakat dalam menegakkan budaya-dalam berhubungan dengan Dia yang Maha. Bisa dibilang penceritaan buku ini tidak Atheis (A untuk tidak dan Theo untuk Tuhan) tetapi buku ini menjabarkan cara baru memandang Tuhan dari Perspektif yang Disembunyikan. Freemason merupakan contoh organisasinya.
Keluarga Solomon yang dilematis memegang kunci pemecahan untuk mengungkap korelasi antara misteri kuno dengan ilmu pengetahuan kuno. Jika dalam dua buku sebelumnya selalu menjabarkan jelas tentang pertentangan agama-sebuah tradisi menurut Brown- dengan kemajuan ilmu pengetahuan modern maka buku ini berusaha menemukan korelasi dan menampar manusia tentang kenyataan sejarah dan pernyataan yang diilmiahkan antara Misteri Kuno dan Ilmu Pengetahuan Modern.
Nyatanya eksistensi Tuhan yang diekuivalenkan Dan Brown dari semua agama, yang paling disebut antara lain-Buddha, Islam, Kristen, Hindu-bersarang pada Sang Ciptaan. Dan Brown melalui buku ini mengajarkan bahwa simbol bukan hanya tanda. Melainkan dapat berbentuk metafora, alegori, dan figurasi yang selama ini kita kenal, kita tahu tetapi kita belum pahami sebelumnya.
Dengan alur yang khas, serta wawasan luas sang simbolog, saya merasa bahwa tanah yang sedang dipijak Langdon di buku ini tidak seperti gambaran Ibu Kota Negara Adidaya sekarang ini. Dan Brown seakan mengajak sisi mistis atau sisi kuno dari Amerika. Dalam gedung-gedung Amerika dengan kecanggihannya seperti Smithsonian Museum Support Center. Ada juga bangunan seru lainnya seperti U.S Capitol, Kathedral, House of Temple, hingga Monumen Washington. Sebuah Dunia Baru untuk menyembunyikan rahasia. Hingga orang-orang tak terduga dibalik rahasia besar seperti Benjamin Franklin, George Washington hingga Isaac Newton.
Bisa dibilang, untuk membuat buku ini terlihat nyata dan sungguhan, Dan Brown mengumpulkan fakta-fakta unik dan tidak biasa serta membangun korelasi yang entah fiktif atau berdasarkan riset dan tentunya dapat membuat pembaca meraba kebenarannya hingga akhirnya terpukau oleh korelasi fakta-fakta tersebut.
Perbandingan Akhirnya, Angels and Demons-mungkin merupakan tulisan pertama Dan Brown dalam mengungkapkan korelasi dari fakta yang dianggap tabu-menyuguhkan aksi yang mencengangkan tetapi dengan pendalaman cerita yang kurang begitu membingungkan (jika dibandingkan dengan dua buku setelahnya), yang tetap saja seru untuk dibaca. The Da Vinci Code benar-benar seperti riset sejarah yang menggunakan pendalaman detil untuk menyajikan alur cerita yang menalar iman-sesuai harapan Dan Brown-dengan dialognya tetapi kurang menyuguhkan aksi mencengangkan dalam ceritanya. Maka Buku ini dapat dipandang sebagai reparasi atau lebih tepatnya kombinasi dari kedua buku sebelumnya-tentunya dengan ketebalan yang juga melebihi dua buku sebelumnya-menjadi buku dengan petualangan mencengangkan yang seru serta pengguncangan iman oleh fakta korelasional Dan Brown. Tidak hanya agama kristen. Tetapi semua Agama. Semua Kepercayaan
...
Pada akhirnya, sebagai seorang yang memiliki kepercayaan (Insya Allah)
fakta-fakta korelasional buatan Dan Brown (entah hasil riset) mengukuhkan adanya kepercayaan dalam diri manusia untuk selalu memperbaiki diri. Kepercayaan itu bukan buatan manusia. Ada Yang Maha Kuat yang membuat kepercayaan itu ada dalam diri manusia-saya-.
Saya menyebut kepercayaan itu sebagai Agama. Bukan sebuah percampuran tradisi biasa.
Dan saya (Insya Allah) beragama Islam.
Misteri Kuno yang berisi petuah-petuah tersandikan agar dibaca dan dipelajari manusia untuk memperbaiki hidupnya. Dan Brown menuliskan bahwa Alkitab berisi ajaran tersandikan untuk ilmu pengetahuan yang luar biasa. Saya juga mempercayainya. Ada sebuah kitab-lebih modern dari Alkitab-yang berisi ajaran tersandikan. Ajaran itu bukan hanya untuk mereka yang tercerahkan. Tetapi untuk semua ummat melalui mereka yang telah mempelajari dan memahaminya. Sebuah Kitab yang dapat mengungkap ilmu pengetahuan modern. Diturunkan empat belas abad yang lalu.
Saya menyebutnya Al-Qur'an
Dan Brown menyebut adanya orang yang tercerahkan. Menerima ajaran untuk membawa ummat menuju pencerahan dari kegelapan. Seroang revolusioner. Seorang yatim yang ditunjuk sebagai orang nomor satu paling berpengaruh sepanjang masa.
Saya mengenalnya sebagai Nabi Muhammad saw, Sang Rasulullah.
Dan ada sesuatu Dzat. Tidak terdefiniskan. Tidak terjangkau. Tetapi eksistensinya ada dan sangat kuat. KepadaNya Manusia berlindung dan memohon pertolongan. Sang Pencipta. Yang Memberi Kehidupan. Sang Arsitek Alam Semesta.
Saya menyebutnya ALLAH swt.
...
..
.
Tidak ada misteri.
Yang ada hanyalah suatu hal yang dilihat dari perspektif yang salah.

--Dan Brown
.
.
..
...
(tengs buat Alip. Udah minjemin bukunya. Juga Alpi, yang selalu bikin saya baca karena ni bocah mau minjem abis ane. Apa ane udah bilang kalo di Buku ini Robert Langdon "MATI???" Hhe seru lah.)
..

Well, Selalu ada hikmah untuk mereka yang berpikir

Minggu, 28 Maret 2010

Page of Life : Against Boredom

Sebuah curhatan dari orang yang udah lebih dari tujuhbelas taun menghirup oksigen di permukaan bumi (dalem aer juga pernah, waktu ampir tenggelem)
..
Life is a kind of competition
winner gets everything
loser gets nothing

..
Persaingan untuk bisa mencari yang tidak tersisihkan. Dan yang tersisihkan itu mati? Wajar kata sebagian orang. Dalam persaingan yang meruncing itu juga banyak sekali cara untuk menjadi yang tak tersisihkan. Sistem yang dipakai dalam persaingan itu juga spertinya sudah banyak yang usang dan mulai berkarat. Subjektivitas berbalut kemunafikan mewarnai persaingan yang menyebabkan orang-orang tersisih semakin termarginalkan. Di balik senyuman palsu itu, berbaring kebohongan-kebohongan kejam yang tak bisa terungkap. Peraturan-peraturan yang semakin rapuh digerus pelanggaran dan nilai-nilai yang telah disayat oleh mereka yang seharusnya menjalankannya.
..
..
Dengan alasan kemudahan kah?
Esensi dari pelaksanaan norma itu harus digerus? Semua tahu itu. Tapi semua diam. Menganggapnya sebagai sebuah kewajaran. Hidup seenak jidat sendiri, tidak peduli perasaan yang akan tertumbuk dengan apa yang dilakukan.
Diferensiasi strata dianggap sebagai suatu hasil dari interaksi sosial. Hal ini menyebabkan mereka bisa tertawa atas kekalahan yang lainnya. BAHKAN, menganggap kepergian dari yang tersisih sebagai suatu kewajaran. Sial!!
..
Apa yang bisa dipertahankan dari bangunan yang tiangnya sudah rapuh dan melapuk hancur?
Menunggu Kehancurankah?
Bahkan rasa bosan ini menggerogoti nadi untuk memberontak, tapi tak bisa. Rasa bosan dan lelah akan segala kemunafikan yang terpampang jelas dalam etalase kehidupan ini. Mereka sebut itu cinta. Padahal yang mereka lakukan adalah menyayat nilai-nilai yang hanya ada di tanah yang mereka tidak tahu sama sekali.
Does it end??
..
..
..
Kayaknya enggak juga
Bumi, dengan segala kegelapan dan persaingannya, gak gitu-gitu amat
Memang hal buruk dari hidup ini nggak bisa disembunyikan
Tapi memang karena ini Bumi, bukan Surga
Manusia emang hidup untuk menatap segala kemunafikan itu
Manusia emang hidup untuk menatap segala kerusakan itu
Manusia emang hidup untuk menatap segala kehancuran itu
tapi yang terpenting adalah bukan hanya untuk memaki, mencela, dan mendendam atas segala sisi buruk bumi
TETAPI untuk berusaha memperbaikinya
dari kerusakan yang sebesar biji atom pun
..
Jika kita percaya sesuatu akan hancur, maka sesuatu itu akan hancur
APABILA kita hanya diam dan memaki kehancuran itu
Tapi jika kita tahu akan ada kehancuran, dan kita masih berusaha
maka mungkin kehancuran itu bisa terelakkan
at least, nggak ancur-ancur amat.
Everything has two sides or more
..
This life is probably rotten
It's easier to run
but, as the sun shines in the dawn
there's hope in every pieces of light
as our willingness to change

.
.
Peraturan dan kehidupan yang stagnan itu tergantung dari kita ngadepinnya
Hidup ini kaya stage game, yang akan naek setiap kita menyelesaikan stagenya
Bukannya di game juga ada aturan ya.. Biar bikin gamenya susah. Biar bikin gamenya gak ngebosenin.
So, if they said that there'll be destruction
I'd like to stand
Trying to stand

karena ane percaya ane nggak sendirian. Masih ada orang yang pengen melakukan perubahan. Perbaikan. Mempertahankan nilai-nilai. Sebaik Mungkin. Sehingga kita bisa buktikan bahwa kita nggak akan berakhir di sini.
Fight together..
Win together..

..
..
(ngaco? emang...)