Minggu, 18 April 2010

The Lost Symbol : 3rd Journey of Robert Langdon


The Lost Symbol
3rd Journey of Robert Langdon, the symbolog.

.
.
Jum'at seabis ujian asrama bahasa Arab, ane meneguhkan niat untuk baca buku yang emang udah lama pengen ane baca ini. Dua buku Dan Brown tentang Langdon sebelumnya, Angels and Demons ama The Da Vinci Code bener-bener novel thriller yang bisa luar biasa. Dan sekarang, 3rd Journeynya Mr. Langdon udah keluar. Alip, lebih tepatnya Bapaknya Alip, beli ni buku. Alip udah baca, n ane berniat minjem dan baca.
..
..
Dan Brown agaknya sedikit melakukan reparasi di novel Langdon yang ketiga ini. Tetapi tetap saja plot sang penulis yang tinggal di New England ini masih sama. Langdon harus dihadapkan dengan organisasi rahasia, dikejar agen pemerintah, dan berhadapan dengan seorang psikopat yang fanatik. Hampir Mati dan akhirnya memecahkan misteri yang ternyata ada dihadapannya.
Tidak seperti dua buku yang sebelumnya (lho? formalan dikitlah. Bukunya bagus,) Kisah Langdon dalam memecahkan misteri kali ini tidak dibuka dengan kematian seorang kakek tua yang menjadi pemegang utama rahasia seperti dalam dua buku sebelumnya, Leonardo Vettra di Angels and Demons ama Jacques Sanierre di The Da Vinci Code. Tapi, sosok seperti itu masih ada di Buku yang ketiga ini. Sosok arif yang memegang rahasia utama. Tetapi kali ini ia tidak mati, lebih tepatnya belum mati. Sang pemegang rahasia adalah Master Terhomat Freemason bernama Peter Solomon.
Tidak seperti dua buku terdahulunya juga, petualangan Langdon tidak dimulai dari awal bersama seorang wanita yang merupakan cucu dari si pemegang rahasia yang tewas. Tidak ada sosok sepeti Vittoria Vettra ataupun Sophie Neveu. Tetapi ada Katherine Solomon yang merupakan adik Peter Solomon yang akhirnya ikut ke dalam cerita pada bab belasan.
Buku ini juga tidak terlepas dari sosok psikopat yang fanatik, sumber teror Langdon. Jika di Angels and Demons ada sang Hassasin (di filmnya, tidak digambarkan secara jelas dia beraksi), dan ada Silas si biarawan di The Da Vinci Code, maka ada sesosok pria yang menyebut dirinya Mal'akh di buku ini. Bedanya, sosok ini lebih indpenden dan membuat teror untuk memenuhi ambisi psikopatnya sendiri-tidak seperti dua tokoh antagonis sebelumnya yang hanya menjadi anak buah-.
Tentunya organisasi rahasia-Dan Brown menyebutnya organisasi yang menyimpan rahasia-pada Buku ini merupakan organisasi yang lebih luas dan terkenal. Jika ada Illuminati dan Priory of Sion yang keberadaannya masih dipertanyakan, maka Dan Brown membawa sesuatu yang lebih terkenal dan lebih dicap sesat yaitu Mason.
Eropa bukan lagi daerah yang fakta sejarahnya ditelanjangi Dan Brown. Sekarang, Langdon mengungkap rahasia-rahasia di negeri Harvard sendiri, lebih tepatnya di Ibu Kota Negeri Paman Sam, WASHINGTON D.C.
..
Dan Lagi, masalah yang diangkat Dan Brown yaitu mengenai keimanan, eksistensi Tuhan-atau Dia Yang Maha -, serta ambisi manusia untuk menjadi sempurna. Meski plotnya mengejutkan-seperti identitas Mal'akh yang sebenarnya-buku setebal 700 halaman lebih untuk edisi indonesia ini lebih menjabarkan bagaimana Dan Brown melalui Robert Langdon memandang agama-semua agama-sebagai satu identitas yang berevolusi di masyarakat dalam menegakkan budaya-dalam berhubungan dengan Dia yang Maha. Bisa dibilang penceritaan buku ini tidak Atheis (A untuk tidak dan Theo untuk Tuhan) tetapi buku ini menjabarkan cara baru memandang Tuhan dari Perspektif yang Disembunyikan. Freemason merupakan contoh organisasinya.
Keluarga Solomon yang dilematis memegang kunci pemecahan untuk mengungkap korelasi antara misteri kuno dengan ilmu pengetahuan kuno. Jika dalam dua buku sebelumnya selalu menjabarkan jelas tentang pertentangan agama-sebuah tradisi menurut Brown- dengan kemajuan ilmu pengetahuan modern maka buku ini berusaha menemukan korelasi dan menampar manusia tentang kenyataan sejarah dan pernyataan yang diilmiahkan antara Misteri Kuno dan Ilmu Pengetahuan Modern.
Nyatanya eksistensi Tuhan yang diekuivalenkan Dan Brown dari semua agama, yang paling disebut antara lain-Buddha, Islam, Kristen, Hindu-bersarang pada Sang Ciptaan. Dan Brown melalui buku ini mengajarkan bahwa simbol bukan hanya tanda. Melainkan dapat berbentuk metafora, alegori, dan figurasi yang selama ini kita kenal, kita tahu tetapi kita belum pahami sebelumnya.
Dengan alur yang khas, serta wawasan luas sang simbolog, saya merasa bahwa tanah yang sedang dipijak Langdon di buku ini tidak seperti gambaran Ibu Kota Negara Adidaya sekarang ini. Dan Brown seakan mengajak sisi mistis atau sisi kuno dari Amerika. Dalam gedung-gedung Amerika dengan kecanggihannya seperti Smithsonian Museum Support Center. Ada juga bangunan seru lainnya seperti U.S Capitol, Kathedral, House of Temple, hingga Monumen Washington. Sebuah Dunia Baru untuk menyembunyikan rahasia. Hingga orang-orang tak terduga dibalik rahasia besar seperti Benjamin Franklin, George Washington hingga Isaac Newton.
Bisa dibilang, untuk membuat buku ini terlihat nyata dan sungguhan, Dan Brown mengumpulkan fakta-fakta unik dan tidak biasa serta membangun korelasi yang entah fiktif atau berdasarkan riset dan tentunya dapat membuat pembaca meraba kebenarannya hingga akhirnya terpukau oleh korelasi fakta-fakta tersebut.
Perbandingan Akhirnya, Angels and Demons-mungkin merupakan tulisan pertama Dan Brown dalam mengungkapkan korelasi dari fakta yang dianggap tabu-menyuguhkan aksi yang mencengangkan tetapi dengan pendalaman cerita yang kurang begitu membingungkan (jika dibandingkan dengan dua buku setelahnya), yang tetap saja seru untuk dibaca. The Da Vinci Code benar-benar seperti riset sejarah yang menggunakan pendalaman detil untuk menyajikan alur cerita yang menalar iman-sesuai harapan Dan Brown-dengan dialognya tetapi kurang menyuguhkan aksi mencengangkan dalam ceritanya. Maka Buku ini dapat dipandang sebagai reparasi atau lebih tepatnya kombinasi dari kedua buku sebelumnya-tentunya dengan ketebalan yang juga melebihi dua buku sebelumnya-menjadi buku dengan petualangan mencengangkan yang seru serta pengguncangan iman oleh fakta korelasional Dan Brown. Tidak hanya agama kristen. Tetapi semua Agama. Semua Kepercayaan
...
Pada akhirnya, sebagai seorang yang memiliki kepercayaan (Insya Allah)
fakta-fakta korelasional buatan Dan Brown (entah hasil riset) mengukuhkan adanya kepercayaan dalam diri manusia untuk selalu memperbaiki diri. Kepercayaan itu bukan buatan manusia. Ada Yang Maha Kuat yang membuat kepercayaan itu ada dalam diri manusia-saya-.
Saya menyebut kepercayaan itu sebagai Agama. Bukan sebuah percampuran tradisi biasa.
Dan saya (Insya Allah) beragama Islam.
Misteri Kuno yang berisi petuah-petuah tersandikan agar dibaca dan dipelajari manusia untuk memperbaiki hidupnya. Dan Brown menuliskan bahwa Alkitab berisi ajaran tersandikan untuk ilmu pengetahuan yang luar biasa. Saya juga mempercayainya. Ada sebuah kitab-lebih modern dari Alkitab-yang berisi ajaran tersandikan. Ajaran itu bukan hanya untuk mereka yang tercerahkan. Tetapi untuk semua ummat melalui mereka yang telah mempelajari dan memahaminya. Sebuah Kitab yang dapat mengungkap ilmu pengetahuan modern. Diturunkan empat belas abad yang lalu.
Saya menyebutnya Al-Qur'an
Dan Brown menyebut adanya orang yang tercerahkan. Menerima ajaran untuk membawa ummat menuju pencerahan dari kegelapan. Seroang revolusioner. Seorang yatim yang ditunjuk sebagai orang nomor satu paling berpengaruh sepanjang masa.
Saya mengenalnya sebagai Nabi Muhammad saw, Sang Rasulullah.
Dan ada sesuatu Dzat. Tidak terdefiniskan. Tidak terjangkau. Tetapi eksistensinya ada dan sangat kuat. KepadaNya Manusia berlindung dan memohon pertolongan. Sang Pencipta. Yang Memberi Kehidupan. Sang Arsitek Alam Semesta.
Saya menyebutnya ALLAH swt.
...
..
.
Tidak ada misteri.
Yang ada hanyalah suatu hal yang dilihat dari perspektif yang salah.

--Dan Brown
.
.
..
...
(tengs buat Alip. Udah minjemin bukunya. Juga Alpi, yang selalu bikin saya baca karena ni bocah mau minjem abis ane. Apa ane udah bilang kalo di Buku ini Robert Langdon "MATI???" Hhe seru lah.)
..

Well, Selalu ada hikmah untuk mereka yang berpikir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar