Senin, 26 April 2010

Salt into An Open Wound

Dear brothers and sisters
..
..
..
Well, bingung juga harus mulai dari mana. It's probably useless. But, i hope it'll be memoriable.
.
.
Friendship
kita sering denger kata itu, mengharapkan itu, dan mencoba menemukan itu. Tapi yang sebenarnya dalam persahabatan itu sendiri adalah seberapa besar apa yang telah kita beri dan apa yang telah kita berikan. Dan tidaklah adil jika kita sendiri yang menentukan bahwa apa yang telah kita korbankan dan kita berikan itu amatlah besar. Seringkali kita salah.
Dan juga, akan sulit untuk membuat semua orang menyukai kita. Tetapi, masih ada kemungkinan untuk kita agar kita bisa menyukai semua orang. Dalam pertemanan juga berarti mengecilkan egoisme masing-masing. Kadangkala, kita harus menerima sesuatu yang pahit agar sebuah persahabatan kecil tetap terjaga.
Bahan Bakar dari persahabatan sendiri adalah kebersamaan. Dan itu akan terwujud dengan pengorbanan. Kita juga tidak bisa terus membandingkan dengan apa yang telah kita terima dengan apa yang telah kita beri. Mengeluhkan bahwa tiada kepedulian yang datang untuk kita. Mengeluhkan bahwa kita adalah minoritas.
Paradigma yang selalu menerima dan menerima itu haruslah diperbaiki. Apa yang telah kita beri, meskipun kita pikir cukup, terkadang tidaklah sesuai dengan harapan mereka yang kita beri.
Dalam persahabatan, menjadikan sahabat dalam kondisi sebaik mungkin adalah kewajiban. Meskipun dengan harus menjauh sementara, atau dengan cara lain yang terkadang agak kita bisa terima. Dan Persahabatan yang baik terbuat dari keberagaman, bukan keseragaman.
Saling menerima. Saling memaafkan. Sebelum terpisahkan.
...
...
...
probably it's not deserved to write a kind of this text. It's not deserved for a person who's been failing to be a good friend.
A failed friend.
Who's losing...

.
it sucks
.
mana bisa orang gagal memberi sesuatu yang telah gagal ia dapat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar