Sabtu, 03 Januari 2009

Liburan : Refleksi dan Revolusi

Liburan....

Pengalaman baru, teman baru, serta pengetahuan baru seharusnya tidak membuat seseorang lengah akan kewajiban utamanya. Jika seseorang lengah akan kewajibannya, ya.. terlindas dan tertinggallah ia. Tidak peduli, baik atau buruk hal yang membuat ia lengah. Era global yang mulai menjalar seperti akar singkong ini tidak mudah dalam menerima alasan. Sistem yang terbentuk akan mulai mengikis kebudayaan asli yang sesungguhnya ramah satu sama lain. Yah.... kurang lebih seperti kata Nagabonar "Matilah kau dimakan cacing..." Pertanyaannya, apakah arus globalisasi yang menggila dan merasuk ke setiap elemen kemajuan akan menggerus kebudayaan asli yang ramah, asri, namun disiplin dan tegas?
Lah.... jika kita mengadukan globalisasi dengan kebudayaan asli, ya hasilnya akan seperti mencampurkan air dengan minyak. Namun jika bagian-bagian dari globalisasi dan kebudayaan asli itu kita kupas, akan ada titik-titik persamaan yang dapat kita telaah dan dalami. Kebudayaan asli negara kita yang plural ini mengandung persamaan pada umumnya. Bayangkan, dengan tidak bermodal senjata nuklir, meriam mesiu, bedil, dan senjata mutakhir lainnya Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Majapahit punya daerah kekuasaan hingga seluas NKRI ditambah Singapura, Malaysia dan sekitarnya. Budaya negara kita yang luhur telah memupuk generasi-generasi yang mampu berdiri dalam kesatuan bernama kerajaaan. Ditambah sumber daya alam yang begitu kaya sehingga bangsa kita ogah untuk pergi mencari daerah lain hingga keliling dunia.
Berbeda dengan bangsa Eropa yang punya ambisi tinggi, ego, namun tidak punya sumber daya alam yang memadai. Kekurangan ini menyebabkan bangsa yang kebanyakan berasal dari ras Kaukasoid ini menjelajah dan menjajah ke daerah lain. Bangsa-bangsa yang hidup di tanah lebih subur seperti bangsa kita akan lebih ramah pada bangsa lain. Tentunya, Pizarro dan anak buahnya tidak akan berhasil membinasakan suku-suku di Amerika jika suku-suku itu memakan mereka terlebih dahulu. Orang Belanda yang melabuh di Banten juga "ngelunjak" setelah mereka diperlakukan dengan sangat terhormat oleh suku Sunda. Tapi, ramahnya bangsa asli tidak dibarengi dengan pengetahuan luas waktu itu.
Apakah kita dapat menyalahkan rasa kesatuan dan persatuan waktu itu? Sebagai Negara Kepuluan yang terbesar (setahu saya), tentu agak sulit jika harus menyatukan beberapa suku di kepulauan-kepulauan ini. Tengoklah Cina, Inggris, Perancis, Rusia, Jepang. Selain tua, negara-negara itu memiliki ras yang umumnya hampir serupa. Apalagi mereka hidup dalam satu kesatuan daratan yang luas. Atau Amerika, negara "baru" yang terkenal dengan demokrasinya. Makanya, bangsa Indonesia akan menjadi bangsa yang sangat dan benar-benar hebat apabila negara kita kokoh dan bersatu. Sebab, ribuan suku dan bahasa yang berbeda dapat bersatu. Sungguh suatu keunggulan yang hanya dimiliki bangsa Indonesia. Salahlah mereka yang ingin mendirikan negara atas satu suku sendiri. Karena hal itu hanya didasari egoisme dan kepentingan satu golongan. Kita butuh Pulau Roti sebagai pulau paling selatan di Indonesia. Bukan Indonesia namanya kalau bukan Sabang dan Merauke ujung-ujungnya.
.
Lalu, apa hubungannya dengan liburan saya?
Ada hubungan paralel abstrak yang terlalu "dipaksakan untuk terhubung" oleh saya sendiri. Kehidupan baru saya yang sekarang dan akan saya jalani saya ibaratkan dengan Globalisasi modern. Dan, masa lalu saya serta kehidupan saya apabila saya meninggalkan si "globalisasi" itu adalah kebudayaan. Saya sadar, banyak teman baru, pengalaman baru, dan hal lain yang baru. Suatu kesombongan apabila saya menyia-nyiakan mereka yang sudah saya dapat terlebih dahulu. Hmmm.... Kenangan indah memang indah untuk dikenang, tapi jika saya terlelap dengan kenangan-kenangan Indah di masa Kapten Tsubasa masih di TV7, saya sendiri yang akan hancur.
Jadi, sebagai seorang yang suka cokelat, saya harus berusaha jadi lebih baik. Tahun Baru Islam dan Tahun Baru Masehi sudah saya jejaki. Anak kucing tidak akan pernah menjadi singa, namun ia bisa menjadi kucing yang besar dan ganas seperti singa. Tapi hakikatnya ia tetap kucing. Begitu pula saya, anda, orang yang sedang menatap layar komputer disamping, atau orang yang anda benci sekalipun.

.
.
Selamat Tahun Baru 2009 M dan 1430 H.
Nice Holiday!!!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar