Rabu, 11 Januari 2012

Subspesies

People get to draw this neat little circle and everyone inside the circle is normal. Everyone outside the circle should be beaten, broken and reset so they can be brought into the circle. Failing that, they should be institutionalized, or worse, pitied. -House

***

Kata-kata di atas merupakan quote dari Dr. House di serial House MD episode Lines In The Sand. Episode ini nyeritain tentang anak autis yang tiba-tiba punya simptom yang engga terdiagnosis sehingga di bawa ke Departemennya Dr. House. Selebihnya, quote ini bermakna kalo orang-orang itu punya aturan sendiri dalam berkehidupan sosial yang diibaratkan sebuah lingkaran, orang yang dianggap normal akan masuk ke dalam lingkaran, sedangkan orang yang dianggap tidak normal akan dirusak, disingkirkan atau diperbaiki hingga akhirnya mereka bisa di bawa ke dalam lingkaran. Jika gagal dari itu, mereka akan diperbaiki lagi, atau biasanya, dikasihani.

Begitu juga kayaknya dalam pergaulan, beberapa orang punya pola pergaulan kaya lingkaran gitu. Mereka bakal bergaul dengan beberapa ‘jenis’ orang tertentu aja, gak salah sih, cuma ga enak aja. Kalopun beberapa orang berinteraksi dengan orang yang bukan jenisnya, mereka bakal berinteraksi seperlunya dan bahkan terkesan dipaksakan. Entahlah, manusia mengelompokkan makhluk hidup lain dari kingdom hingga spesies, bahkan subspesies pada beberapa makhluk hidup, dan ternyata manusia sendiri yang mengelompokkan dirinya ke subspesies. Homo sapiens hedonis, Homo sapiens religiunensis, Homo sapiens aktivis, dan lainnya. Sekali lagi gak salah sih, tapi ya.. gitu aja. Hahaha....ngik


Psycho Rangers. Dulu gak tau artinya Psycho, entah kenapa kedengerannya keren


Mind-numbing social niceties

Lebih parah lagi kalau beberapa subspesies manusia harus tersingkir dari kompetisi, eleksi atau apapun yang sejenis dalam populasi karena status subspesies dia yang gak sesuai dengan subspesies dominan dan nilai-nilai kompetensi diabaikan. It’s load of crap, you know.



So, whoever you are. Let’s recalibrate your point of view of people. Don’t get emotionally stupid. Salam (tempel).

2 komentar:

  1. hmm.. nice!
    berteman dengan teman yang 'sejenis' atau banyak memiiki kesamaan, merupakan human nature itu sendiri. dimana mereka kepengen enjoy, safe, dan comfort. ya, dengan cara tadi. soalnya, gak bisa dipungkiri, bahwa berteman dengan yang tidak satu 'arah' ama kita, bakal negbuat kita sedikit risih. ga enjoy lah.. gak nyaman lah.. dll. walaupun, tetep kita harus pahami juga, kalo orang tuh ga cuma jenis kita doang, dan ga selamanya yg sejenis dengan kita akan bersama dengan kita. *eehh..

    tapi disisi lain, si orang yg mungkin aja 'termarjinalkan' ini juga ga bisa disalahin sepenuhnya, tapi juga ga bisa dibenarkan seutuhnya. yaah namanya juga hidup, boy! harus bisa survive. itu kenapa kita kenal istilah 'adaptasi'. gak harus jadi seratus persen sama atau sejenis ama yg kelompok dominan mau, tapi, setidaknya bisa jadi orang yang bisa diterima si dominan tadi, atau cari temen yang sejenis dengannya. :p
    *ko gw jadi ngalantur yak? aah biarin ah hhehehe*

    BalasHapus
  2. Wah baru pengen nulis tentang pengelasan manusia-manusia kayak yang akh tulis, biasa baru mulai ngerasain. mantep lah akh.

    BalasHapus