Sabtu, 01 Januari 2011

An Iridescent Afternoon

Depok, 30 Desember 2010

beberapa orang pulang

Sore, Fase peralihan dari masa berkuasanya Matahari menjadi dominasi kanvas gelap malam dengan cahaya Bintang dan Bulan. Menatap barat dengan Matahari yang seolah beranjak dari singgasana langitnya. Memberikan semburat jingga terakhir sebelum akhirnya gelap. Usai terangnya seharian. Saya senang menikmati sore.

***

I close both locks below the window

Saya, kamu, dan semuanya bangun di fajar. Sebagai pengisi bumi yang punya hidup masing-masing. Tidak semuanya mudah dan tidak akan pernah. Tetapi tidak semuanya sulit dan tidak akan pernah selalu sulit juga. Mungkin kita akan ingat hari-hari kecil kita. Atau beberapa masa yang memahat memori tertentu. Hangat. Ceria. Tawa. Senyum. Kebersamaan. Tiada lelahnya matahari pagi menyinari kita dengan hangatnya. Seolah berkata “ini harimu. Ini milikmu”. Hari-hari yang melukiskan senyum itu seolah membiarkan kita memilikinya. Dan kita senang dengannya. Hangat rasanya bagai matahari beranjak dari fajar.

Sometimes beginnings aren’t so simple

Tetapi terik kadang terasa menyengat. Matahari siang berbentuk bulat kecil terang yang bersinar secara vertikal di atas kita. Seakan angkuh, panasnya terkadang melemahkan. Dan kita juga memiliki hari-hari dimana kita marah menyengat kita. Sedih menyudutkan kita. Kesendirian. Rasanya lelah menjalani hari tanpa hal yang disukai. Seakan hancur, kadang harapan sirna dari kita. Merasa kalah dan kecewa hingga perasaan tiada guna untuk tetap melangkah.

The shadow of the day will embrace the world in grey

Dan bumi berputar. Bumi mengubah kedudukannya terhadap matahari sehingga terasa matahari yang beranjak pergi. Sinar menyengat itu perlahan berubah menjadi hangat. Memang tidak sehangat fajar. Tetapi kali ini ia membawa warna-warna yang indah. Cahaya senja, hamparan lukisan alam terasa seperti hadiah karena kita tidak menyerah melewati teriknya di waktu siang. Hari di mana kita berhasil menyelesaikan masalah. Menemukan kembali apa yang kita sukai. Tentu tidak dalam bentuk yang sama, tetapi ada sifat yang sama di dalamnya. Kita mendalami dan semuanya ternyata lebih baik. Apa yang kita dapatkan. Apa yang kita alami.

***

The sun will set for you

Hingga akhirnya lelah terakhir itu datang. Membawa kita dari kefanaan untuk melepas lelah terakhir. Meninggalkan segala letih, amarah, dan sedih yang kita rasakan. Juga merelakan senyum, tawa, canda dan cinta. Ketika tak lagi hangat atau terik yang kita rasakan. Semoga peralihan itu menjadi cahaya terang di ujung kisah. Matahari terbenam di ufuk barat setelah seharian bersinar. Hangat pada saat fajar, menyengat di saat siang, dan berwarna di saat senja. Dan manusia pun akan dikenang atas “hangat”, “terik”, dan “berwarnanya” dia saat bersinar. Matahari pun terbenam karena esok ia harus terbit lagi. Begitupun manusia yang tidak akan terus selalu bersinar karena mungkin dia diperlukan dalam bentuk lain.

Seperti sore yang menjadi epilog matahari, dialah yang menjadi epilog kehidupan. Dan semoga epilognya indah.


hey, lihat! Beberapa orang tersenyum datang


Musics through this post
Linkin Park - Shadow of The Day
Linkin Park - Iridescent
Lifehouse - You and Me

Tidak ada komentar:

Posting Komentar