Apa tujuan lo kuliah? – M. Alifa Farhan, seorang teman baik,
(bukan) ustadz,
Diawali dengan pertanyaan
tersebut saat kunjungannya ke Depok, Alif
senang sekali untuk berbagi cerita dan pengalaman. Dalam sesi ngobrol itu juga ada Rahmi, teman satu SMA yang juga seorang
optimis muda, sama seperti Alif. Kami bertiga ngobrol banyak hal, mulai dari niat kuliah, defining happiness, kebijakan pers, hingga hal-hal mistik. Dan seperti
diskusi bersama teman CM, khususnya DerCG, lainnya, kita tidak hanya saling
mengangguk untuk mengiyakan. Kita saling menimpali opini, tapi bukan menghakimi
dan hal itulah yang membuat suatu
diskusi menjadi lebih berbumbu, tidak hambar dalam datar maupun tidak rigid
dalam takut.
Ada hal yang saya kira bermanfaat
dari diskusi kami. Dalam pencarian ilmu, Alif (yang saya lupa sumbernya) bilang
bahwa ada tiga jenis pengetahuan yang kita cari selama kita belajar.
1. Basic Knowledge: ilmu dasar yang diajarkan
secara umum. Semisal, pelajaran matematika, fisika dan lainnya untuk rumpun
sains. Bahasa, kewarganegaraan dan sebagainya. Ilmu dasar ini penting karena
ilmu inilah yang menjadi pondasi dari ilmu selanjutnya yang akan kita pelajari.
2. Specified knowledge: ilmu jenis inilah
yang membedakan satu pelajar dengan pelajar lainnya. Semisal, prinsip dietetik
tentunya harus diketahui lebih baik oleh seorang ahli gizi untuk membedakan
ahli gizi dengan profesi kesehatan lainnya.
3. Additional knowledge: ilmu tambahan yang
dapat menjadi aksesoris penguat kualitas intelegensi dan karakter kita sebagai
seseorang. Semisal, pengetahuan public
speaking dan kemampuan menyampaikan pendapat.
Dari sinilah, kita bisa
mendapatkan motivasi untuk belajar di ruang kelas selama perkuliahan karena
pada saat itulah specified knowledge
kita dipupuk. Dan ketika kita tahu bahwa perkuliahan memiliki andil besar dalam
pemupukan specified knowledge, maka
secara otomatis kita dapat terdorong untuk belajar dalam rangka pembentukan
jati diri profesi yang lebih baik. Demikian papar Alif.
Ohiya, dari sekian banyak hal (kurang)
penting yang kita diskusikan, ada satu hal yang menarik untuk ditulis, yaitu
bagian mendefinisikan kebahagiaan. Dimulai dari pertanyaan karir, (kalau gak
salah ya), Alif mungkin memulai karir di dunia Marketing, Rahmi di dunia
jurnalistik dan saya di dunia lain eh..
maksudnya dunia kesehatan. Lalu bebicara karir sendiri, kami membahas prioritas karir pribadi atau manfaat dalam nantinya bekerja. Salah seorang
dari kami memulai opini bahwa menanjakkan karir pribadi akan menunda manfaat
kita sebagai individu. Tetapi, kita juga harus menyadari bahwa harus ada penguatan kapasitas diri untuk memberikan
manfaat yang lebih besar. Semisal, kontribusi dari seorang mahasiswa akan
berbeda dengan kontribusi seorang lulusan doktor, baik dari segi dimensi,
kualitas, maupun kuantitas.
Seperti biasa, akhir diskusi selalu diiringi
dengan letupan semangat untuk menyusun rencana perbaikan diri (meski
perjalanannya berbeda). Kami pun dapat dikatakan sepakat untuk menjalani hal
yang kami percaya dan selalu memperkuat karakter diri sendiri. Terlepas dari
jalan karir yang nanti kami masing-masing ambil, kami percaya untuk saling
mengingatkan dan berbagi dalam kebermanfaatan. Dan dalam langkah menuju hal
tersebut, saya bersemangat untuk memulai eksplorasi diri seperti yang dua teman
saya ini sudah mulai. Jadi, ayo mulai!
:D
just the voice like a riot rocking every revision
Ada banyak hal dari ngobrol kami malam itu, tidak hanya yang ditulis di catatan ini.
:) . Suka bos, terimakasih
BalasHapuswah, sama-sama. :D
HapusHalooo Faizal Firdaus :) apa kabar? ahahaha. saya sangat envyyyyy dengan kalian bertiga ahaha. fyi sumbernya alif yang 3 kinds of knowledge itu, dari voice note-nya Sabda, tutor kece zenius itu loh. kalau mau denger voice note-nya, pernah ana post di tambeler reginaivan.tumblr.com :) ah, semoga kapan2 bisa ketemu dan berbagi cerita lagi ya sal. -egi
BalasHapusHalo Egi, Alhamdulillah sehat
Hapusnah itu, Alif juga pernah bilang2 ttg Sabda, tapi saya nya lupa.
iyanih, kita lama tak jumpa ya rekan qism masbaghoh, haha
insya Allah panjang umur, panjang rezeki entar kita ketemu, Gi. :)