Minggu, 22 Maret 2009

Tersudut atau Menyudutkan Diri ???

In the Middle of A Raining Day


Kadang kita tertawa, terbahak hingga orang lain menelan amarah

Kadang kita bersedih, menangis hingga mengundang iba dan ketamahan

Kadang kita tidak peduli apapun, hingga kita kehilangan

Kadang kita menjadi bintang, hingga rasa bangga dan sombong itu membalut hati

Kadang kita tersudut menunggu mati, bahkan beberapa jiwa berpisah dengan dunia dalam keadaan seperti itu

atau berjuta kadang yang lain, karena bumi pepat ini terus berputar pada porosnya. Karakteristik putra dan putri Adam Hawa tentu akan ikut berubah. Asa abstraktif selalu menyambangi kita silih berganti. Nah.. si cokelat iseng kali ini pengen nulis mengenai sisi laen. Hehehe..

Ada atu cerita (a little bit spooky)
Seorang anak lelaki keluar dari sebuah bangunan kosong di ujung jalan sepi dengan mengenakan kemeja kotak-kotak khas pelajar rapi dengan potongan rambut klimis dan celana hitam yang tidak terlalu ketat. Sepatu hitamnya terlihat berlumpur sedikit, tapi dia segera membersihkannya. Dia berjalan dengan senyum lebar seolah hari cerah selalu bersamanya. Sesekali ia bersenandung, atau malah berjingkrak.

Mungkin cerita itu kayaknya biasa aja, bahkan kayak Opening film-film Hollywood biasa. Namun, apa jadinya kalau di dalam gedung kosong itu ada sosok daging tercabik dan terkoyak hingga tidak berbentuk akibat sayatan-sayatan benda tajam. Dalam beberapa onggokan daging itu masih terlihat bentuk kepala (diparut) dan mata bulat dengan bercak darah yang tidak sedikit. Sisa-sisa tubuhnya itu sengaja dibiarkan berhamburan agar anjing liar kota bisa menghabiskan potongan-potongan tubuh manusia itu.
(sial.. kurang dalem ni!!! Susah juge nulis kayak begitu)



Atau daripada kita tenggelem ama pencitraan Cokelat Iseng yang kurang bisa nulis cerita serem, kita beralih ama kejadian nyata dimana anak dengan perawakan rapi seperti Tim Kretschmer, Eric Harris, Dyan Klebold atau Cho Seung Hui yang memuntahkan peluru-peluru besi dengan membabi buta dan memutus hidup beberapa jiwa.

Beberapa dari mereka emang gak bisa nyembunyiin masalah "sosial" mereka, kayak Cho Seung Hui yang emang selalu menyudutkan diri dan agak kurang suka buat bergaul dengan orang lain. Perasaan anak-anak yang "sociopath" kayak Cho emang agak kurang bisa dipahamin dengan baik. Ujung-ujungnya, si bocah Korea yang udah lama menetap di AS ini memberondong teman dan gurunya hingga 33 orang (Ia ikut mati) di Virginia Tech. Kasus ini santer banget, karena ada tulisan "Ismail Ax di" lengannya, dan korbannya juga ada yang orang Indonesia.


Tim Kretschmer ntu mantan bintang profesional tenis meja. Namun, ia digambarkan sebagai Orang frustasi dan ditolak oleh masyarakat. Hasilnya, ia memberondong 16 orang (termasuk dirinya) di Winnenden, Jerman. Beberapa rekannya menggambarkan tekanan mental yang dia alami, termasuk beberapa hal yang menurutnya gak adil dan gak pantas.


Eric Harris dan Dylan Klebold juga punya latar yang nggak jauh berbeda. Ketika menjadi junior, mereka ntu korban Bullying kakak kelasnya. Dan di Columbine High School, mereka berhasil memutus jiwa 16 orang (dan mereka sendiri) dan melukai 24 orang.


Well itulah beberapa jiwa yang punya sisi lain. Negatif memang, tapi semua itu pasti dipunyai oleh manusia. Belakangan ini, makin banyak orang-orang yang mengekspresikan dirinya sebagai orang yang tersudut, orang yang dibenci, orang yang tidak dipedulikan, orang yang dijauhi, padahal mereka sendiri yang berbuat demikian.

Masalah yang kita hadapi bisa tumbuh kembang (tanpa Skots Emulsyen) dan membawa pribadi kita pada kebusukan dan menggerogoti jati diri kita. Mungkin kalo kita bisa ngontrol, jadinya kayak orang tukang nyabut nyawa orang "terhukum" kayak Jigsaw, Hannibal Lecter, Jack The Ripper, atau The Joker (fiksional) Mereka tidak membunuh dirinya sendiri.

Kalau kita lemah?? Perasaan itu menenggelamkan kita dan orang lain. Terluapkan dan berakhir di ujung hidup.



Hujan udah nggak turun, gerimis doang sih. Tapi gak apa lah. Dari balik kapas raksasa yang melayang ntu, Saya melihat ada cahaya jingga mulai menembusnya.


"That's meaning of Life"



C-O-K-E-L-A-T--I-S-E-N-G

Tidak ada komentar:

Posting Komentar