everything is totally different
i can't write a swinging word to describe my mind inside
but now there's a feeling flowing in my desire
to stay and always be with you
there's a disturbance on my beat when you're next to me
rushing my concentration
but it seems that it is shining my darkest side
i write these words
just write
cause it's flowing in my mind
when i opened the buried page of our memories
i can find that you'd given me your sign
the sign which made me comfort
made me entertained and felt no sadness
but i couldn't catch it as a sign
more than we've related now
..
now
it comes to me
i even lost my power to stand
to speak the words
to think well
i think it's coming
a feeling that you felt so that you gave me a sign
but i'm lost with it
we're totally different now
you've got what you wanted
you have all you need
you can do what you've to do
you've given the best
while i'm still trying to catch my dream
i'm being busy by myself
too much concept built in my place where my heart should be
so, my attendance will be a mistake
in your perfect life
..
i'm not gonna ask you to remember those signs
and that feeling
i'm not gonna ask you to rewind back the time when you had it
when you felt it
cause it's late for me to ask you
even you'll be shining as a moon in the bright night sky
perhaps i would shine as a little star on the corner of that sky
although only the dawn will collide us
..
i'm sorry for my late in understanding those signs
i'd be glad to enjoy my buried page of our memories
this sorrow for being coward to utter my feeling
my hidden feeling
i'll try to carve my smile when you're happy
even we're far
and for the last time
i just ask you not to write me off from your memory
..
i need to be honest
it comes to me
when it leaves you
i have it
when you don't
i just need it
when you needn't
well actually i don't know whether you have that feeling or not
cause in reality you're near me
we talk
we're collided
..
for you
whose name means an affection
.
....
i've told you i'm just writing my flowing words in my mind
Sabtu, 22 Mei 2010
Kamis, 20 Mei 2010
a pain that we could share together
Guys
kita memang harus melangkah
kadang kita ragu mengambil langkah
atau kita terlalu jauh dalam mengambil langkah
bahkan terlalu cepat
tetapi bukannya mundur juga suatu langkah
hanya dengan arah yang berbeda
.
.
.
Entahlah, kayanya emang definisi mundur selalu diidentikan dengan langkah yang berdelta negatif dan bernilai sama dengan mengalah. Dan bagi beberapa orang, mengalah berarti menunda dan menunda berarti kalah.
Tapi definisi itu seenggaknya bisa diatur ulang. Berpikir sejenak untuk mengambil langkah yang tepat. Mungkin mundur sebentar, untuk mengumpulkan energi dan akhirnya dapat melangkah dengan jauh dan cepat.
Tetapi berpikir terlalu lama juga hanya akan memupuskan angan untuk melangkah. Karena kereta pun tidak akan berhenti untuk menyampaikan pada penumpangnya bahwa kereta itu akan berangkat.
Mengapa kita tidak tahu?
Karena kita tidak diberi tahu?
Salah kawan
.
Kawan,,
sudah berapa lama kita menuankan diri kita sendiri di antara sekitar kita?
Selalu meninggikan ego diri dan menganggap bahwa saya harus diberi tahu, maka saya akan berpartisipasi. Apa salahnya ikut mencermati dan mengevaluasi langsung hingga adanya perbaikan. Bukan mengkritisi dan menghujat hanya karena perasaan pribadi yang tidak diikutsertakan secara formal.
.
Kawan,,
Seberapa sering kita melabeli negatif pada maksud orang lain yang kita belum ketahui tujuannya?
Hanya karena tidak sepaham atau seide, lalu kita mencari kesalahan walau hanya sebesar lubang jarum. Berusaha menarik lubang kesalahan itu agar robek dan menjadi aib besar. Hingga akhirnya kita dapat tertawa puas bahwa kitalah yang benar. Tetapi tanpa sadar bahwa kita telah menggerus maksud baik seseorang.
.
Kawan,,
Seberapa dalam luka kita karena tindakan orang lain?
Pernahkah kita cermati bahwa kita sendiri yang menggarami luka tersebut. Goresan itu adalah wajar dalam pertandingan. Jadi kesalahan yang dibuat orang lain dalam kehidupan itu wajar. Kesalahan itu mungkin menimbulkan luka. Tetapi memaafkan dan melupakan kesalahan itu akan menjadi betadine dan plester tersendiri bagi luka itu. Bukan menggaraminya dengan dendam dan keterpurukan diri.
.
Seberapa jauh kita pernah tertawa dan bahagia bersama teman?
Apakah hanya tawa dan canda yang kita bagi selama pertemanan atau persahabatan itu terjalin? Sedangkan luka dan perih teman kita hanya membeku dalam sepinya sendiri?
Pepatah Arab yang artinya Sebaik-baiknya teman adalah orang yang membuatmu menangis, bukan orang yang membuatmu tertawa.
..
It's easy to share a happiness
but we can hardly share a pain
..
Dunia begitu gelap, dingin, kelam dan jahat karena kita menggambarkan tokoh dunia seperti itu. Kita adalah aktor dalam kehidupan kita. Dan kita dapat memilih. Menjadi pemeran utama. Atau hanya figuran. Atau mungkin stuntman..
Orang yang memulai kesuksesan itu hebat. Dan orang yang disebut gagal itu juga hebat. Karena kegagalan adalah guru sejati kesuksesan. Dan mereka yang berpikir, akan menemukan bahwa kegagalan itu akan menjadikan kesuksesan lebih bermakna.
.
Tetapi entahlah
Konsep hanyalah konsep. Akan sangat sulit untuk melakukan apa yang kita cerca, kritisi dan hujat.
..
enggak jelas? emang
..
..
sebuah tulisan akibat penggangguran di masa akhir putih abu-abu yang diisi oleh kepanitiaan MESSAGE '10 yang GATOT (nggak hanya gagal total tetapi GAGAH TOTAL cause we've shown the best ), inspirasi dari novel 5cm, dan perasaan aneh yang mengganggu.
-Pengen naek gunung
kita memang harus melangkah
kadang kita ragu mengambil langkah
atau kita terlalu jauh dalam mengambil langkah
bahkan terlalu cepat
tetapi bukannya mundur juga suatu langkah
hanya dengan arah yang berbeda
.
.
.
Entahlah, kayanya emang definisi mundur selalu diidentikan dengan langkah yang berdelta negatif dan bernilai sama dengan mengalah. Dan bagi beberapa orang, mengalah berarti menunda dan menunda berarti kalah.
Tapi definisi itu seenggaknya bisa diatur ulang. Berpikir sejenak untuk mengambil langkah yang tepat. Mungkin mundur sebentar, untuk mengumpulkan energi dan akhirnya dapat melangkah dengan jauh dan cepat.
Tetapi berpikir terlalu lama juga hanya akan memupuskan angan untuk melangkah. Karena kereta pun tidak akan berhenti untuk menyampaikan pada penumpangnya bahwa kereta itu akan berangkat.
Mengapa kita tidak tahu?
Karena kita tidak diberi tahu?
Salah kawan
.
Kawan,,
sudah berapa lama kita menuankan diri kita sendiri di antara sekitar kita?
Selalu meninggikan ego diri dan menganggap bahwa saya harus diberi tahu, maka saya akan berpartisipasi. Apa salahnya ikut mencermati dan mengevaluasi langsung hingga adanya perbaikan. Bukan mengkritisi dan menghujat hanya karena perasaan pribadi yang tidak diikutsertakan secara formal.
.
Kawan,,
Seberapa sering kita melabeli negatif pada maksud orang lain yang kita belum ketahui tujuannya?
Hanya karena tidak sepaham atau seide, lalu kita mencari kesalahan walau hanya sebesar lubang jarum. Berusaha menarik lubang kesalahan itu agar robek dan menjadi aib besar. Hingga akhirnya kita dapat tertawa puas bahwa kitalah yang benar. Tetapi tanpa sadar bahwa kita telah menggerus maksud baik seseorang.
.
Kawan,,
Seberapa dalam luka kita karena tindakan orang lain?
Pernahkah kita cermati bahwa kita sendiri yang menggarami luka tersebut. Goresan itu adalah wajar dalam pertandingan. Jadi kesalahan yang dibuat orang lain dalam kehidupan itu wajar. Kesalahan itu mungkin menimbulkan luka. Tetapi memaafkan dan melupakan kesalahan itu akan menjadi betadine dan plester tersendiri bagi luka itu. Bukan menggaraminya dengan dendam dan keterpurukan diri.
.
Seberapa jauh kita pernah tertawa dan bahagia bersama teman?
Apakah hanya tawa dan canda yang kita bagi selama pertemanan atau persahabatan itu terjalin? Sedangkan luka dan perih teman kita hanya membeku dalam sepinya sendiri?
Pepatah Arab yang artinya Sebaik-baiknya teman adalah orang yang membuatmu menangis, bukan orang yang membuatmu tertawa.
..
It's easy to share a happiness
but we can hardly share a pain
..
Dunia begitu gelap, dingin, kelam dan jahat karena kita menggambarkan tokoh dunia seperti itu. Kita adalah aktor dalam kehidupan kita. Dan kita dapat memilih. Menjadi pemeran utama. Atau hanya figuran. Atau mungkin stuntman..
Orang yang memulai kesuksesan itu hebat. Dan orang yang disebut gagal itu juga hebat. Karena kegagalan adalah guru sejati kesuksesan. Dan mereka yang berpikir, akan menemukan bahwa kegagalan itu akan menjadikan kesuksesan lebih bermakna.
.
Tetapi entahlah
Konsep hanyalah konsep. Akan sangat sulit untuk melakukan apa yang kita cerca, kritisi dan hujat.
..
enggak jelas? emang
..
..
sebuah tulisan akibat penggangguran di masa akhir putih abu-abu yang diisi oleh kepanitiaan MESSAGE '10 yang GATOT (nggak hanya gagal total tetapi GAGAH TOTAL cause we've shown the best ), inspirasi dari novel 5cm, dan perasaan aneh yang mengganggu.
-Pengen naek gunung
Sabtu, 01 Mei 2010
Masih Belum Maksimal
Alhamdulillahirabbilalamin
..
Saya berhasil lulus UN
bgtu juga para awak Der Crux Generation
..
But, there's another story behind
...
...
Awalnya pengumuman UN mau dilaksanain tanggal 26 Mei, hari senin. Hari itu jadi hari yang thrilling banget buat semua civitas akademika. Termasuk saya. Penantian panjang yang kami dapatkan (formal? iya deh). Hingga akhirnya penantian itu disiram dengan sebuah pengumuman bahwa hasil UN akan diumumkan keesokan harinya. Pengumuman itu benar-benar menimbulkan kegelisahan baru
.
Well, sehabis dzuhur dan makan siang.Saya mengacu langkah menuju kamar. Mengusahakan diri untuk tidur dengan perasaan yang masih sangat tidak tenang. Akhirnya diri yang rebah ini tidur.
Tidur dengan perasaan yang gelisah, membuat saya bangun agak jauh sebelum Ashar.
Gak tau kenapa, saya punya keinginan untuk adzan. Saya pergi ke masjid. Dengan suara seadanya, saya kumandangkan adzan. Dilanjutkan dengan shalat sunnah dan syair Abu Nawas yang dalam artinya itu. Sebuah permohonan doa dari lubuk terdalam seorang insan dengan perasaan akan lumuran dosa yang dalam. Syair penuh arti yang dilantunkan di bumi madani.
..
Ketika shalat Ashar selesai, saya menyadari ada seorang Bapak dengan seragam PNS yang shalat di sebelah saya. Saya berpikir bahwa Bapak itu mungkin pegawai Balai yang mungkin sedang ada rapat hingga harus shalat Ashar di masjid ini. Tetapi, perasaan terkejut menyeruak ketika saya menyalami dan memegang tangannya. Saya melihat wajahnya. Sesosok wajah yang tidak asing lagi. Selalu saya kenal. Dia seseorang yang menjadi suami ibu saya. Saya benar-benar gak nyangka Bapak datang ke sekolah.
Kami berjalan ke luar masjid.
Saya : "Pak. Tumben ke sekolah?"
Bapak : "Mau liat hasil Ujian Ican."
Saya terkejut karena saya tidak menelepon rumah sebelumnya. Kedatangan Bapak di tengah kegalauan saya akan hasil ujian. Saya tidak menemukan tempat untuk berbagi kegelisahan ini karena saya tahu bahwa kegelisahan ini bukan hanya saya yang merasakan. Dan saat itulah Bapak sebagai seorang Bapak, datang.
Saya :" Ada pengumuman, katanya besok Pak."
Bapak :"Oh. Yaudah Bapak pulang aja."
Saya :"Eh.. Ntar lah pak. Ke Bu Toto aja dulu."
Saya merasa ingin mengobrol mengapa Bapak datang ke sekolah untuk melihat hasil UN saya.
Di Warung Bu Toto.
Saya : "Bapak langsung datang dari Kantor?"
Bapak :"Iya. Mama nanyain. Orang rumah juga pada pengen tau."
Bu Toto : "Ia tuh A. Tadi si Bapak dateng, terus denger suara adzan. Ibu bilang aja itu adzan si Aa ke Bapak."
Bapak :"Yah. Bapak juga sekalian shalat ashar. Terus hasilnya besok?"
Saya : "Mungkin besok."
Bapak :"Ya udah. Tadi si mamah nanyain terus. Telepon dulu aja."
Setelah bunyi dengung lalu terdengar suara wanita agar serak di ujung sana.
Mama : "Gimana hasilnya, Can?"
Saya : "Belum Ma. Insya Allah besok."
Percakapan itu berlanjut dengan suara serak yang hampir mendekati tangis dari Mama saya. Mama saya sedang tidak sehat kondisinya selama beberapa hari ini. Percakapan itu diiringi dengan doa dan restu Ibu untuk anaknya.
Setelah beberapa menit di warung Bu Toto. Bapak pun pulang. Langit berkanvas kelabu dengan gumpalan awan yang meneteskan titik kecil. Sore itu setengah gerimis. Sesuai menyalami Bapak, Saya hanya bisa melihat Bapak dengan motornya menembus tetesan kecil dan menjauh. Masih dengan seragam dan perasaannya yang belum terpenuhi jawaban akan hasil Ujian anaknya.
..
That's unpredictable
Saya tidak mengira bahwa orang tua saya dan keluarga saya sebegitu ingin tahu akan hasil Ujian saya. Bapak sangat menaruh harap agar anak tertuanya itu tidak putus harapannya. Pada saat perasaan itu dilimbung kegelisahan, Bapak datang di luar dugaan. Saya bertekad dan berharap agar saya tidak mengecewakan orang yang telah menaruh kepercayaan oada saya.
..
Dan kegelisahan itu terjawab esok harinya.
Alhamdulillah
saya lulus
teman CG lulus semua.
tetapi hasil itu jauh dari harapan saya. Mungkin saya masih belum tahu akan harapan sebenarnya dari orang tua saya tentang hasil nilai dari UN saya. Hasil saya memang tidak terlalu buruk. Tetapi itu hanya tidak memenuhi harapan.
Saya bersyukur
Tetapi saya sedih.
...
Karena orang tua saya telah melakukan banyak hal sehingga mereka pantas disebut orang tua yang baik. Bapak saya dengan segala pengorbanannya hingga ialah yang memang pantas saya sebut sebagai Bapak. Mama saya dengan segala doanya hingga ialah yang memang pantas saya sebut sebagai Mama.
tetapi
Saya dengan segala usaha yang telah saya lakukan, sepertinya masih belum maksimal untuk seorang anak yang ingin membanggakan orang tuanya. Saya bukan mengeluhkan hasil yang saya dapat. Tetapi Usaha yang belum maksimal. Usaha yang membuat saya pantas menjadi anak yang memenuhi harapan Orang tuanya.
...
Jika UN memang belum menjadikan usaha saya sebagai anak yang dapat membanggakan orang tuanya. Maka ada janji tersendiri yang saya buat agar dapat membuat orang tua saya bangga.
Semoga itu menjadi kenyataan.
Allahumaj'alna fii jami'i imtihanaatina minan naajihiin.
Allahumaj'alna fii jami'i imtihanaatina minal mumtaziin.
Amin
..
Saya berhasil lulus UN
bgtu juga para awak Der Crux Generation
..
But, there's another story behind
...
...
Awalnya pengumuman UN mau dilaksanain tanggal 26 Mei, hari senin. Hari itu jadi hari yang thrilling banget buat semua civitas akademika. Termasuk saya. Penantian panjang yang kami dapatkan (formal? iya deh). Hingga akhirnya penantian itu disiram dengan sebuah pengumuman bahwa hasil UN akan diumumkan keesokan harinya. Pengumuman itu benar-benar menimbulkan kegelisahan baru
.
Well, sehabis dzuhur dan makan siang.Saya mengacu langkah menuju kamar. Mengusahakan diri untuk tidur dengan perasaan yang masih sangat tidak tenang. Akhirnya diri yang rebah ini tidur.
Tidur dengan perasaan yang gelisah, membuat saya bangun agak jauh sebelum Ashar.
Gak tau kenapa, saya punya keinginan untuk adzan. Saya pergi ke masjid. Dengan suara seadanya, saya kumandangkan adzan. Dilanjutkan dengan shalat sunnah dan syair Abu Nawas yang dalam artinya itu. Sebuah permohonan doa dari lubuk terdalam seorang insan dengan perasaan akan lumuran dosa yang dalam. Syair penuh arti yang dilantunkan di bumi madani.
..
Ketika shalat Ashar selesai, saya menyadari ada seorang Bapak dengan seragam PNS yang shalat di sebelah saya. Saya berpikir bahwa Bapak itu mungkin pegawai Balai yang mungkin sedang ada rapat hingga harus shalat Ashar di masjid ini. Tetapi, perasaan terkejut menyeruak ketika saya menyalami dan memegang tangannya. Saya melihat wajahnya. Sesosok wajah yang tidak asing lagi. Selalu saya kenal. Dia seseorang yang menjadi suami ibu saya. Saya benar-benar gak nyangka Bapak datang ke sekolah.
Kami berjalan ke luar masjid.
Saya : "Pak. Tumben ke sekolah?"
Bapak : "Mau liat hasil Ujian Ican."
Saya terkejut karena saya tidak menelepon rumah sebelumnya. Kedatangan Bapak di tengah kegalauan saya akan hasil ujian. Saya tidak menemukan tempat untuk berbagi kegelisahan ini karena saya tahu bahwa kegelisahan ini bukan hanya saya yang merasakan. Dan saat itulah Bapak sebagai seorang Bapak, datang.
Saya :" Ada pengumuman, katanya besok Pak."
Bapak :"Oh. Yaudah Bapak pulang aja."
Saya :"Eh.. Ntar lah pak. Ke Bu Toto aja dulu."
Saya merasa ingin mengobrol mengapa Bapak datang ke sekolah untuk melihat hasil UN saya.
Di Warung Bu Toto.
Saya : "Bapak langsung datang dari Kantor?"
Bapak :"Iya. Mama nanyain. Orang rumah juga pada pengen tau."
Bu Toto : "Ia tuh A. Tadi si Bapak dateng, terus denger suara adzan. Ibu bilang aja itu adzan si Aa ke Bapak."
Bapak :"Yah. Bapak juga sekalian shalat ashar. Terus hasilnya besok?"
Saya : "Mungkin besok."
Bapak :"Ya udah. Tadi si mamah nanyain terus. Telepon dulu aja."
Setelah bunyi dengung lalu terdengar suara wanita agar serak di ujung sana.
Mama : "Gimana hasilnya, Can?"
Saya : "Belum Ma. Insya Allah besok."
Percakapan itu berlanjut dengan suara serak yang hampir mendekati tangis dari Mama saya. Mama saya sedang tidak sehat kondisinya selama beberapa hari ini. Percakapan itu diiringi dengan doa dan restu Ibu untuk anaknya.
Setelah beberapa menit di warung Bu Toto. Bapak pun pulang. Langit berkanvas kelabu dengan gumpalan awan yang meneteskan titik kecil. Sore itu setengah gerimis. Sesuai menyalami Bapak, Saya hanya bisa melihat Bapak dengan motornya menembus tetesan kecil dan menjauh. Masih dengan seragam dan perasaannya yang belum terpenuhi jawaban akan hasil Ujian anaknya.
..
That's unpredictable
Saya tidak mengira bahwa orang tua saya dan keluarga saya sebegitu ingin tahu akan hasil Ujian saya. Bapak sangat menaruh harap agar anak tertuanya itu tidak putus harapannya. Pada saat perasaan itu dilimbung kegelisahan, Bapak datang di luar dugaan. Saya bertekad dan berharap agar saya tidak mengecewakan orang yang telah menaruh kepercayaan oada saya.
..
Dan kegelisahan itu terjawab esok harinya.
Alhamdulillah
saya lulus
teman CG lulus semua.
tetapi hasil itu jauh dari harapan saya. Mungkin saya masih belum tahu akan harapan sebenarnya dari orang tua saya tentang hasil nilai dari UN saya. Hasil saya memang tidak terlalu buruk. Tetapi itu hanya tidak memenuhi harapan.
Saya bersyukur
Tetapi saya sedih.
...
Karena orang tua saya telah melakukan banyak hal sehingga mereka pantas disebut orang tua yang baik. Bapak saya dengan segala pengorbanannya hingga ialah yang memang pantas saya sebut sebagai Bapak. Mama saya dengan segala doanya hingga ialah yang memang pantas saya sebut sebagai Mama.
tetapi
Saya dengan segala usaha yang telah saya lakukan, sepertinya masih belum maksimal untuk seorang anak yang ingin membanggakan orang tuanya. Saya bukan mengeluhkan hasil yang saya dapat. Tetapi Usaha yang belum maksimal. Usaha yang membuat saya pantas menjadi anak yang memenuhi harapan Orang tuanya.
...
Jika UN memang belum menjadikan usaha saya sebagai anak yang dapat membanggakan orang tuanya. Maka ada janji tersendiri yang saya buat agar dapat membuat orang tua saya bangga.
Semoga itu menjadi kenyataan.
Allahumaj'alna fii jami'i imtihanaatina minan naajihiin.
Allahumaj'alna fii jami'i imtihanaatina minal mumtaziin.
Amin
Langganan:
Postingan (Atom)