Everything comes
Everything goes
2009 menorehkan catatan tersendiri. Beberapa dateng, dan beberapa laennya juga pergi. Perpisahan pun gak bisa dielakkan untuk terjadi. Yang akhirnya, akan ada memori baru tersimpan dalam jaringan neuron ini. Saat tersenyum bareng, tawa bareng, hingga canda bareng. Dan yang mungkin agak sulit untuk dilupain yaitu saat nangis bareng. Saat air mata ini keluar bareng. Ada kesedihan yang bikin kita nyatu, walau dalam tangis. Untuk saling memperbaiki dan memaafkan.
Perpisahan selalu aja menuai kesedihan. Walau kita masih menginjak satu bumi dan masih bernapas dalam satu dimensi. Nggak seperti sebuah perpisahan lain. Dimana nanti kita akan terpisah ruang dimensi dunia. Akan sulit untuk bertemu. Karena yang berpisah bukan raga aja. Tapi jiwa. Dan itu pernah terjadi. Akan terus terjadi. Untuk semua orang.
It has been more than a year
Perpisahan dimensi yang terjadi karena suatu kebodohan manusia dan kehendak Yang Maha Kuasa. Suatu persahabatan yang terputus. Kepergian seorang teman akibat ketololan yang satunya. Mereka berjuang bersama untuk meraih ilmu di tempat yang lebih. Tetapi keadaan berbeda di tempat ilmu yang lebih itu. Seorang manusia yang mengejar gemerlap bintang, sementara temannya harus berjuang bangun dari derita serpihan gemerlap bintang itu.
Dia, secara nggak sadar, meninggalkan temannya yang masih terpuruk dalam gelapnya kesendirian. Si pengejar gemerlap nggak bisa mendengar rintih dan pilu sahabatnya dalam kebekuan yang hampa. Hingga kepergian sahabatnya dalam sepi akhirnya bisa menampar si pengejar dan membuahkan sesal mendalam di hatinya. Temannya pergi. Terpisah dimensi. Dia mengejar sesuatu yang nggak dia dapat. Penyesalan pun diam di hatinya. Dia bergumam sesal Andai saja dia tinggal dan nggak meninggalkan temannya itu. Untuk sekedar mendengar keluh sendirinya. Bodohnya!!!
Tetapi dia terjaga oleh keadaan. Nggak mungkin bagi dia untuk menyesali dirinya terus karena kepergian temannya. Temannya itu selalu akan tersimpan dalam bentuk kenangan. Dia menyadari, karena dia harus menyadari bahwa masih ada kanvas untuk dilukisi. Masih ada hari esok untuk ditapaki. Dan masih ada teman untuk sukses bersama. Cause, losing a friend is too many. It carves a deep pain and an endless regret.
Memang kedengeran tua tapi mungkin berguna karena Masa lalu itu adalah refleksi dan motivasi diri untuk meraih masa depan yang masih menjadi mimpi dan misteri serta menjadikan hari ini selalu berseri. Bersama teman.
Everything ends
Everything begins
Tidak ada komentar:
Posting Komentar