Minggu, 30 Agustus 2009

Bahtera der Crux

Emang nggak kerasa, beberapa minggu lagi bahtera keorganisasian SMAN CMBBS yg dipegang der Crux Generation akan berlabuh. Kapal keorganisasian dengan Alfi sebagai kapten kapal, dan seluruh siswa SMAN CMBBS sebagai unsur kapal memang banyak mengalami karam, deburan ombak, badai, hingga hampir tenggelam. Tetapi, pengurus kapal keorganisasian yang terbagi dalam 10 bidang selalu berusaha walau duka menyapa atau ketidakbersamaan menepak kita. Tetapi kita satu, badai cobaan nggak akan menenggelamkan kami dalam bahtera masa jabatan 2008/2009. Meski kami akui masih banyak kesalahan, tetapi anak-anak der Crux telah harus siap melabuhkan Kapal Keorganisasian ini.
.
.
Setelah kelasi der Crux berlabuh, kami memulai perjuangan baru. Menapaki jejak ilmu untuk mendaki tebing ujian negara agar masuknya kami ke gedung ilmu yang lebih baik. Beberapa dari kamu sudah memulai persiapan untuk pendakian, tetapi ada juga beberapa yang masih berkutat di Kapal Keorganisasian.
Banyak sekali persiapan yang harus kelasi der Crux lakukan untuk memulai pendakian ujian-ujian itu. Mulai dari tuntutan akan internal awak kapal der Crux sendiri yang harus meningkatkan kebersamaan dan tenggang rasa, hingga bekal eksternal seperti dukungan dari pembina awak kapal der Crux bernaung.
Beberapa awak der Crux bahkan mengeluh dan meminta, tetapi pada hakikatnya mereka hanyalah awak kapal yang harus berevolusi jadi pendaki sehingga masih harus meminta untuk dibimbing.
.
.
Tetapi der Crux dengan segala bekal, pengalaman, jurus, dan kebersamaannya siap untuk berevolusi dari awak kapal Keorganisasian menjadi Pendaki Ujian demi menggapai gerbang Gedung Ilmu sesuai harapan mereka masing-masing.
.
.
Itulah peran kami
der Crux yang akan dan harus siap mendaki terjalnya ujian-ujian nanti.
.
dan Ane adalah salah satu awak der Crux yang juga menjabat sebagai si Pengganti. Karena tugas utamanya menggantikan sang Kapten jika Kapten gak ada. Ane sebagai awak der Crux merasakan bahwa perlu kedewasaan dalam persiapan untuk pendakian terjalnya tebing ujian. Ane sebagai awak der Crux yang berganti peran menjadi pendaki dan penapak ilmu juga berharap :
Apabila seutas tali saja dari awak der Crux yang putus ketika pendakian tebing ujian, akan selalu muncul awak lain yang bersedia mengulurkan talinya untuk membantu sesama awak der Crux dalam pendakian.
Tidak ada awak der Crux yang justru jatuh dalam jurang keputusasaan dan tenggelam dalam laut hinanya derita seorang diri. Awak der Crux itu menyinari satu sama lain.
.
.
Itulah sekelumit tetesan neuron Ane, seorang awak kapal der Crux yang masih belum dewasa, sempat tenggelam dalam keputusasaan serta hampir terdorong jatuh dalam jurang kesendirian. Ane berharap der Crux dapat berlabuh dengan selamat.
DAN MEMULAI PENDAKIAN TEBING UJIAN HINGGA KITA TIBA DAN SUKSES
.
Makasih buat anggota der Crux n penapak ilmu tanah Madani lainnya.

Sabtu, 01 Agustus 2009

Refleksi Seorang Kakak

Sasuke terhenyak. Kakak yang selama ia benci, ternyata merelakan dirinya untuk dibenci oleh adiknya sendiri. Hal itu semata-mata untuk membuat Sasuke, adiknya, untuk terus membencinya dan terus menjadi kuat. Akhirnya, Sasuke berhasil membuktikan kekuatannya dengan membunuh orang yang ia sangat benci. Dan pada kenyataannya, orang yang ia benci justru orang yang sangat mencintainya.

...
Entah kenapa pada hari itu, Selasa 28 Juli, saya merasa ada sesuatu yang perlu saya lakukan. Perasaan itu terus menggeluti hati saya. Emosi saya terkadang menjadi agak kurang stabil, dahaga karena ada sesuatu harusnya saya lakukan, tapi tidak tahu apa yang harus saya lakukan.
Saya baru terhenyak sadar ketika di Masjid keesokan subuhnya. Saya menyadari bahwa kemarin, tanggal 28 Juli, seseorang berulang tahun. Seseorang yang dekat dengan saya, tetapi jauh dengan saya. Saya menyesali diri karena hingga lupa.

Hari itu ulang tahun adik saya, Bayu.

Dia dekat dengan saya. Karena sebagai adik laki-laki saya, usia kami hanya terpaut 10 bulan. Namun, dia juga jauh dengan saya. Saya yang menuntut ilmu di tanah madani terkadang sesat dalam hingarnya canda dan tawa di tanah ini. Seakan lupa bahwa saya juga memiliki seorang yang dekat. Adik saya.
Dia memang adik saya. Namun, terkadang terbersit di hati saya beberapa pernyataan yang membuat saya agak menyesali diri. Karena dia yang dekat dengan saya, tetapi juga jauh dengan saya.
Terkadang saya malu, saya menikmati kebersamaan dengan teman-teman saya, tenggelam dalam canda, hingga mengikrarkan bahwa teman-teman saya sangat berharga. Tetapi, seseorang yang dekat dengan saya sendiri, jarang waktu yang terluang untuk memadu kalam dengannya. Mengobrol santai untuk membicarakan masa depan nanti, jalan hidup kita, hingga bagaimana cara kita membahagiakan orang tua kita kelak, atau mungkin sekedar menatap senyumnya saja.
Terkadang sesal terbit di hati ketika saya dapat meluangkan beberapa lembaran rupiah yang saya miliki untuk saya nikmati, terkadang dengan teman saya. Tetapi jarang sekali saya memberikan sesuatu untuknya sebagai seorang kakak.

Tentu, pada subuh itu, hanya Doa yang saya hanya dapat panjatkan kepada Allah swt sebagai kado untuk adik saya. Ia yang telah bertambah umurnya, lebih dewasa, tetapi juga memasuki masa di mana pencarian jati diri adalah fokusnya. Dan di saat seperti itulah, seharusnya seorang kakak ada untuk mendampingi. Meski hanya seberkas lilin dalam kamar gelap yang dingin, semoga dapat menerangi dan menghangatkan.
Semoga seiring dengan fajar subuh itu, kedewasaan, hidayahNya, rahmatNya, selalu mengiringi adik saya.

Dalam komik epik Naruto, Itachi rela dibenci agar sang Adik bisa mendapatkan sesuatu yang ia butuhkan dan dapat menjaganya, menyiksa diri dan perasaan karena harus rela dibenci oleh adik yang sangat ia sayangi dan ia lindungi. Hingga harus berakhir dengan membawa nama buruk agar nama baik adiknya melambung.
Saya memang bukan kakak yang seperti itu. Tapi saya akan mencoba untuk menjadi kakak yang lebih baik. Menjadi kakak yang baik untuk adik-adik saya.

As the sun warms and covers the world from the cold of the night, i'm still trying to be a better eldest brother. Perhaps, to be a best eldest brother




Terima kasih saya untuk adik-adikku, yang dekat tapi jauh. Karenanya, saya dapat bertahan di tanah madani.



'''Buat seluruh kakak yang mencoba merefleksikan perannya sebagai seorang kakak untuk adik-adiknya.