There’s impressive knowledge that I’ve got today. Konsep penciptaan manusia. *sounds hard
Hidup ini adalah sebuah berkah, ya.. sebuah amanah. Dimana kita mempunyai maksud dengan diciptakan. Tujuan dasar manusia diciptakan telah dijelaskan bahwa manusia adalah khalifah. Khalifah disini berarti perwakilan, sesuatu yang diturunkan sebagai wakil. Maka tugas manusia sebagai khalifah di bumi adalah untuk menciptakan kesejahteraan di muka bumi. Dan, mengapa manusia?
Karena manusia memiliki akal. Oke, secara garis besar , ada dua sudut pandang yang diambil dalam melihat manusia pada umumnya. Yaitu secara mendalam atau inner dan secara kasat mata atau outer. Well, cara pandang manusia secara mendalam biasanya diwakili oleh ilmu yang dimilikinya. Kedudukan manusia akan semakin tinggi dan dihormati dengan ilmu yang dimilikinya. Tidak hanya ilmu yang dilegalisasi dengan gelar. Tetapi pengetahuan dan pengalaman yang telah terpaket menjadi kepribadian seseorang. Maka, semakin tinggi ia memiliki ilmu dan kepribadian, semakin tinggi kedudukannya.
Garis yang lain adalh secara kasat mata. Tidak bisa dipungkiri bahwa manusia dibungkus oleh kulit dan daging luar yang kadang memburamkan pengetahuan dan kepribadian yang mereka miliki. Dengan sedikit olahan, kulit dan daging luar itu akan menjadi suatu identitas. Yang terkadang, semakin sempurna bungkus manusia itu, semakin tinggi kedudukannya.
So, what kind of point-viewer are you? Inner or outer?
Secara gamblang, hal dua sudut pandang ini telah dicontohkan oleh dua makhluk ciptaanNya pada proses penciptaan manusia sendiri. Ya… sudut pandang pertama merupakan sudut pandang malaikat terhadap manusia. Dan sudut pandang kedua adalah sudut pandang iblis terhadap manusia. Dalam hal ini, Adam as merupakan representatif manusia.
Malaikat memandang Adam dari segi Nafs yang ia miliki. Allah telah memberikan pengetahuan dan akal yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya di Bumi. Ketika Adam as dapat menyebutkan nama-nama benda (yang ditafsirkan sebagai simbol. Suatu kehidupan) maka dengan ikhlas para Malaikat bersujud pada Adam as. Ini bukan merupakan suatu tindak penyembahan, tetapi suatu bentuk penghormatan. Ya.. Malaikat memandang manusia dengan hormat karena Nafs atau sesuatu yang berada dalam diri manusia. Sesuatu yang tidak nampak. Dan itu disebut akal atau Ilmu.
Sedangkan Iblis memandang Adam segi Basyar yang ia miliki. Allah menciptakan Adam as dari segumpal tanah hitam. Dan dengan angkuhnya Iblis mengatakan bahwa segumpal tanah hitam tidak pernah lebih terhormat dari api, asal Iblis diciptakan. Tanah hitam itu hanyalah daging lunak yang akan terkoyak dengan sedikit sayatan saja. Ya.. Iblis memandang manusia dengan hina karena Basyar atau sesuatu yang membungkus manusia. Sesuatu yang nampak. Jasad manusia.
Overall. Kita hanya bisa memetik hikmah, karena sebenarnya manusia sendiri banyak yang memilih kedua sudut pandang tersebut.
Bersemangatlah, karena manusia telah diamanahkan sebagai khalifah yang memiliki Nafs. Sehingga para malaikat pun menaruh hormat pada manusia. Manusia memiliki akal, sebuah ruang penyimpanan serba guna yang sangat luas dan dalam untuk Ilmu. Kita pernah disujudi oleh Malaikat.
Tetapi jangan bersombong, karena kita pernah dicaci oleh Iblis. Kulit luar yang membungkus jiwa ini tidak lebih dari gumpalan tanah yang hitam. Dengan sedikit sayatan dari cakar kucing sekalipun, kulit bungkus ini bisa rusak dan berdarah. Maka, tidak pantaslah kita berjalan dengan angkuhnya di muka bumi ini dengan basyar atau bungkus yang sangat lemah dan hina. Kita pernah dihina Iblis.
Jadi, ilmu merupakan kunci kehormatan hakiki bagi manusia. Dan sebagai khalifah, bukan dzikir dan menyebut namaNya saja yang menjadi tugas kita. Bayangkan, Allah telah mendapatkan pengagungan namaNya lebih banyak dan lebih baik dari para malaikat. Sebagai khalifah, kita juga harus menyeimbangkan kesejahteraan di Bumi.
Dengan tangan kita sebagai manusia. Dengan basyar yang lemah ini, kita memiliki Nafs yang kuat. Kita bukan malaikat atau setan. Kita manusia. Dan kita harus menjadi Manusia.
Inspired by Khutbah Jum’at at Mesjid UI.